Kamis, 03 November 2016

A Mysterious Voice

Heyaaaaa~ Hisashiburi!! ^^
Ohayou!! Kyou mo genki ka nyaaa~?

Nee, nee! Ada yang ingin kuceritakan! Berhubung saat aku ngetik ini pas malam Jumat, so! I want to tell you about a horror story which happened this afternoon in my classroom!! 

Ahaha, sorry, suddenly I get excited! XD

Ya, seperti yang kuinfoin di awal. Aku mau cerita yang menurutku agak horor dan kejadian siang tadi. Walau aku gak sepenuhnya merasakan atmosfer angkernya. :')

Hmm, sebelum itu, aku mau cerita sesuatu sebagai pembuka.

Ini ASLI pengalaman pribadi. Tenang, bukan horor. Cuma yaaa gitu deh. XP

Well, jadi 'kan hari ini hari Kamis. Hanya ada matkul Bahasa Inggris Bisnis 1 dan Pak S minta jam sembilan kelas dimulai. Okelah, aku datang agak siangan sedikit. Dari rumah berangkat jam enam lewat lima belas menit, sampai sana sekitar jam tujuh lewat.

Sejujurnya, pas pakai baju, kepalaku sudah mulai pusing. Tapi aku paksain dan gak bilang apa-apa. Toh, sakit 'kan gak boleh dimanja.

Nah, sampai di parkiran pusingnya terasa lagi. Mana selama perjalanan ke Simatupang (cabang kampus yang aku tempati sekarang) mulai rame, macet di beberapa titik, terus keluar keringat dingin. Yaudah, karena mulainya jam sembilan, jadi gak terlalu buru-buru. Jalan di pinggir, walau sempat panik dikejar mobil (mobilnya ingin aku ngendarain lebih cepat padahal lagi macet). Ehehe, tapi tetap saja sampai sana jam tujuh. Bisa dibilang cukup pagi juga.

Seperti biasa, aku tunggu teman sekelas di lantai satu, depan gedungnya. Pak Y, staf penanggung jawab lantai sembilan dimana kelasku berada, kebetulan belum datang juga. Sekitar sepuluh menit kemudian, Beliau datang dan naik ke lantai atas dengan staf yang lain.

Aku masih menunggu temanku. Kepala makin terasa pusingnya. Kuputuskan untuk beli teh hangat. Ini sering terjadi, kok. Mungkin aku punya darah rendah? :)

Setelah beli teh hangat dibungkus di plastik, aku sempat duduk lagi di depan gedung. Tapi mikir, rasanya mau tidur sebentar di kelas. Yaudah, untuk pertama kalinya ke lantai sembilan dan ke kelas sendiri. Biasanya aku bareng si Fe. Pas di lift sih, biasa~ Nah, pas keluar lift baru terasa aneh. Jujur, aku merasa gak nyaman sama atmosfernya yang agak gelap.

Pintu depan sudah dibuka tuh sama Pak Y, masuk deh ke area khusus milik UG dengan tenangnya. Tap. "Pak Y-nya kok gak ada?" kataku dalam hati.

Terus lihat sepatu sport Beliau di bawah kursi tunggu. Kemungkinan Pak Y sudah ganti sepatu terus pergi ke kamar mandi. Ya gak tahu deh Beliau kemana. Aku berpikiran positif. Pasti ada Beliau di lantai sembilan. Agak takut juga sebenarnya karena benar-benar sepi. Ada dua kelas lain yang belajar di lantai itu tapi entah kenapa belum ada yang datang lagi.

Aku pun masuk kelas "Sarmag Akuntansi 2015" di ruang 902.

Tap. Tap.

Biasa~ Langsung nyalain lampu. Duduk anteng sambil minum teh hangat dan main HP. Pikiran masih postif tuh.

Kira-kira dua puluh-tiga puluh menit kemudian, temanku si Fe datang. Fix deh, nyaman dan pikiran plong. Pusing di kepala juga menghilang. Oh iya, tapi sebelum dia datang, aku sempat buang plastik tehnya. Nah, aku baru sadar, ternyata memang cuma ada aku di lantai sembilan. Seriusan deh, aku mikir tempat teraman kayaknya di kelas. Aku pun buru-buru masuk kelas lagi. Coba menenangkan diri dan sugesti, "Semua akan baik-baik saja".

Ahaha, ini belum terlalu horor, kan?

Terus, terus, matkul pun dimulai.

Jam dua belas kurang matkulnya selesai. Please, jangan tanya kenapa bisa secepat itu. -_- Tapi bukan berarti gak ada tugas, ya. Ada, tugas essay tentang rokok, wwwww!!

Kembali ke cerita.

Pak S keluar kelas dong, karena matkulnya selesai. Biasanya kelasku ini gak langsung pulang. Ngobrol dululah, makan, solat, etc.

Nah, tadi kami bersembilan ngobrol tentang makanan gitu kalau gak salah. Ada dua temanku spesialis makanan soalnya. #peace Sebelum itu sempat ngobrol soal penemuan tiga mayat di kampus UG Depok. Tapi kejadiannya sudah lama berlalu sepertinya. Enam temanku itu ngobrol tuh soal makanan, aku gak terlalu dengar sih mereka ngomong apa karena sibuk main HP. Kira-kira begini kejadiannya.

Si Fa (kayaknya) nyahut gitu "lima belas ribu". Terus tiba-tiba terdengar suara berat dan agak kencang dari belakangnya, "sepuluh". Dia pun nanya, "Siapa yang bilang sepuluh?"

Teman-temanku yang lain nunjuk si W karena dia sering nyelutuk. Suaranya juga lebih berat dari yang lain. Tapi si W balas, "Bukan! Gua lagi makan, kok."

"Eh, serius. Lo kan yang ngomong. Kedengerannya deket banget sama gua," kata Fa.

Aku bingung. Si Fa dan W duduknya agak jauh, barisnya juga beda. Dekat dari mananya?

C pun menimpali. "Gak, kok. Gua liat sendiri si W lagi nyuap makanan ke mulut."

"Serius lo? Jangan becanda ah, gak lucu!"

Kelasku mulai panik, termasuk aku.

Fa kasih instruksi. "Eh, guys. Kita keluar kelas aja, ya."

Dengan diiringi rasa panik bercampur jantung yang deg-degan, aku pun membereskan barang-barangku. Jujur, panik banget. Tanganku bergetar. Mana aku dan Fe duduk di kursi paling belakang, satu deret sama si asal suara yang katanya Fa di belakangnya. Deg-degannya masih terasa sekarang kalau ingat kejadian tadi siang. Soalnya gak mungkin juga kalau asal suara itu dari luar kelas. Si Fa sendiri bilang kalau asalnya itu dekat sama dia. Kelasku juga bisa dibilang pojok gitu dan lumayan ehem-lah di barisan belakang.

Ternyata bukan cuma Fa yang dengar. Si W juga iya. Tapi anehnya yang lain gak dengar apapun. Mungkin sibuk sama urusan masing-masing. Tapi masa iya cuma mereka berdua? Aku juga gak terlalu fokus amat, pasti kedengaran juga. '-')?

Well, berharap ini kejadian aneh untuk pertama dan terakhir kalinya di kampusku itu. Aamiin. Soalnya waktu di Kalimalang atau TamSel, aku gak pernah dapat kejadian begini. TAT

Okelah fix. Mulai gak nyaman sekarang, wwwww!!

Sorenya aku cerita ke Mama. Mama pun menyuruhku untuk datang siang saja. Jangan ke lantai atas sendiri, harus ada temannya. Kalau mau ke kamar mandi juga minta temani. Baca "Bismillah". Pokoknya gitu deh!

Aku mulai mikir lagi. Kok aku bisa seberani itu ya duduk di kelas sendiri, mana sempat berniat tidur sebentar. Padahal kemungkinan waktu itu aku cuma sendiri di lantai sembilan.

Oh iya, tentang gedungnya. Jadi, gedung Simatupang bukan ditempati UG, doang. Satu gedung bisa berisi beberapa kantor. Untuk UG, ada di sebelah kanan unit A. Sisanya itu perkantoran lain. Nah, di lantai sembilan ini, di unit D aka sebelah area khusus UG, itu masih kosong lompong. Ngerti 'kan kenapa atmosfernya agak gimana gitu di awal cerita? Mana cuaca agak mendung yang malah mendukung kesan horornya...

Bersyukur banget diberi pikiran positif waktu kejadian, hiks!! TAT

Gak tahu lagi besok harus gimana...

Mm, Mama menyuruhku untuk gak ngampus juga besok karena ada demo besar-besaran. Ngeri katanya. Aku juga pulang-pergi ngendarain motor. Tapi ya aku mana mungkin gak ngampus gara-gara itu kalau gak ada pengumuman diliburkan satu hari. :(

Bismillah saja buat besok.

Mudah-mudahan demonya damai. Gak ada kerusuhan apapun. Walau mungkin berdampak macet di jalan. :')

Oke, itu saja ceritaku. Lain kali aku ceritakan tentang kuliah program sarmag yang sedang kujalani sekarang~ ^^ Matte ne!!

Ja Mata!
CHAU!

Tidak ada komentar: