Minggu, 20 September 2015

[Light Novel] Attack on Titan : Before the Fall Jilid 2

Cover Before the Fall Jilid 2

Bayi yang muncul dari muntahan Titan itu diberi nama "Kyklo", Sang Anak Titan.

.
.
.

Bayi Kyklo waktu ditemukan

Prolog:
Cerita ini dimulai saat Titan berukuran 10 meter masuk ke Distrik Shiganshina untuk pertama kalinya karena gerbang dibuka paksa oleh Pemuja Titan. Awal baca memang membingungkan, apalagi karakter yang muncul sebagai pembuka bukanlah karakter utamanya. Melainkan seseorang yang 'jadi' pembawa masalah di kehidupan si main chara.

Namanya adalah Carlo Piquer. Salah satu Pasukan Penyelidik dan anak dari Jorge Piquer. Jorge sendiri juga jadi pemain kunci di semua light novel Attack on Titan.
Distrik Shiganshina yang hancur setelah 30 tahun negara itu berdiri, hanya karena satu Titan berhasil masuk ke dalam tembok. Efeknya parah. Banyak korban, baik yang tewas atau hanya luka-luka. Kota benar-benar hancur separuhnya. Itu masih satu Titan lho, yang berhasil ditarik keluar oleh Angel Aaltonen. (Baca lebih lengkapnya di jilid 1)

Solm Hume, rekan seangkatan Carlo, menghampirinya yang sedang memperhatikan keadaan sekitar. Umur mereka masih 18 tahun, tahun 743. Selain itu, mereka juga sama-sama masuk ke Pasukan Penyelidik.

Tugas utama mereka saat ini adalah mengembalikan kota jadi sedia kala. Tentu, pertama-tama harus membersihkan kota dari puing-puing bangunan dan mayat penduduk yang tewas. Carlo melihat tumpukan mayat, hasil muntahan Titan yang entah kenapa malah dikeluarkan lagi. Begitu juga Solm.

"Kalau memang akhirnya akan dimuntahkan lagi, lebih baik tidak usah dimakan," kata Carlo.

Coba kalian bayangkan, muntahan dari Titan itu. Ternyata ada lima mayat, tapi tangan dan kakinya saling membelit hingga tidak jelas bentuknya. Seolah-olah mereka permainan bongkar-pasang tiga dimensi. Ada bayangan seberapa ngerinya? :3

Nah, cerita ini pun benar-benar dimulai.

Kedua pemuda itu menemukan jasad wanita yang ternyata adalah istri dari Kapten Heath Mansell bernama Elena. Ia salah satu penganut ajaran sesat yang memuja Titan dan menjadi tersangka dari masuknya Titan berukuran 10 meter itu. Jasadnya masih utuh, dan dia sedang hamil besar, lho.

Solm pergi untuk memanggil regu pencari. Carlo masih di sana lalu mendengar suara kain yang bergesek. Asalnya dari daerah perut Elena.

Carlo berpikir kalau anak yang dikandung Elena yang menghasilkan suara itu. Antara percaya tidak percaya. Elena benar-benar sudah mati, tapi belum ada hewan-hewan pengurai di tubuhnya. Lalu ia juga mencium bau amis dan memperhatikan pakaian bawah Elena yang terlihat ada noda basah. Takut kalau ada anak Titan yang jatuh dan bersembunyi di balik rok tersebut.

Begitu roknya diangkat dengan ujung pedang, Carlo kaget karena ada anak manusia. Penyintas keajaiban. Akibat air ketuban yang menjadi bantalan bisa melindunginya, walau sang ibu sempat dimakan Titan.

Ini pertama kalinya ada kasus bayi yang selamat dari muntahan Titan. Carlo tentu bersyukur. Di satu sisi, ia juga merinding. Pasalnya si bayi juga tidak menangis. Sedadi tadi ia berusaha memutuskan tali pusarnya sendiri dengan mulut yang bahkan belum bergigi.

"Anak Titan..." gumamnya.

Secara naluriah, ia takut dengan anak yang lahir dari hasil muntahan Titan.

.
.
.

Bab 1:
13 tahun berlalu. Anak yang ditemukan Carlo kini tinggal di tenda pertunjukan jalanan (circus), daerah terdalam di balik Wall Sina. Ia kemudian dibeli oleh Dario Innocencio. Anak tersebut ditaruh di dalam kandang bagaikan hewan liar. Kaki dan tangannya juga dirantai tanpa busana sama sekali. Selain itu, ia juga tidak pernah dibersihkan. Benar-benar diperlakukan seperti binatang, sampai tingkahnya terlihat mirip binatang buas sungguhan.

Si penjual pun memperkenalkan anak tersebut. Namanya Kyklo, Anak Titan. Gara-gara Carlo ini. -_-

Seharusnya Kyklo dirawat sebagai anak yatim piatu di panti asuhan. Namun karena ia lahir dari muntahan Titan, Kyklo jadi dibenci dan dianggap tabu bagi masyarakat. Dario membelinya untuk jaminan masa depannya sendiri, walau ia sendiri ketakutan. Ia membeli Kyklo dengan koin baja yang jadi alat tukar uang.

Penjual bilang kalau ada pembeli lainnya. Pria berjubah hitam lusuh yang sempat memperhatikan Kyklo dari jauh.

Saya mikir, selama 13 tahun itu, Kyklo diharuskan bisa bertahan hidup tanpa berpakaian. Makan pun pasti sulit. Sampai harus makan serangga hidup untuk menghilangkan rasa lapar. Yang pasti itu jauh dari kata cukup. Ia juga tidak pernah bicara. Entah Kyklo mengerti atau tidak saat mendengar pembicaraan di sekitarnya.

Kyklo pun dibawa ke kediaman Dario dengan kaki dan tangan masih di rantai. Sebelumnya, ia juga pernah dibeli oleh beberapa orang.

Di saat dirinya tengah diperjualbelikan seperti itu, Kyklo sendiri masih belum paham tentang siapa dirinya yang sebenarnya.

Perutnya pun berbunyi, lalu ia memakan laba-laba kecil yang merayap di kereta kuda. Makan malamnya diganggu karena pintu kereta kuda terbuka. Ada Dario dan anak sulung Dario yang seumuran dengannya, Xavy Innocencio. Xavy berani mendekati Kyklo dengan pandangan seolah mengharapkan mainan menarik di hadapannya. Kyklo gemetar. Kyklo sering melihat jenis manusia yang serupa dengan Xavy, dan hanya luka di tubuh yang selalu ia dapat dari orang-orang seperti itu.

Benar saja, wajah Kyklo ditendang! Ia pun pingsan setelah diejek Xavy. "Dia lemah banget."

Tiap pagi, Kyklo disiram dengan air dingin oleh Xavy. Mungkin Kyklo juga tidak diberi makan atau minum secara teratur. Alhasil, Kyklo meminum air yang tumpah di sekitar tubuhnya (bekas ia mandi), persis seperti hewan. Xavy pun menekan perutnya dengan ujung kaki dan membuatnya terbatuk lalu berguling. Kyklo tidak melawan sama sekali, Xavy jadi kehilangan minat untuk merobohkannya.

"Beri perlawanan sedikit, dong. Membosankan."

"Per... Lawan... An..."

Itu kata pertama yang dikeluarkan Kyklo di novel ini. Setelahnya ia berdiri tegak, mengepalkan tinju ke depan wajah. Pose yang diajarkan Xavy. Kyklo diam saja, hanya memeragakan pose tersebut. Beda dengan Xavy yang langsung menonjok wajah Kyklo sampai jatuh terjerembab. Lutut kanan Xavy menekan perut Kyklo yang membuatnya pingsan.

Setelahnya Xavy menduduki Kyklo lalu memukul pipi kirinya beberapa kali. Ia bertanya macam-macam tentang Titan yang sebenarnya tidak dimengerti oleh Kyklo sendiri.

Perlakuan seperti itu terus terjadi. Tiap hari sejak ia tinggal di gudang rumah Innocencio. Meski Kyklo sudah tak sadarkan diri, ia masih bisa meringis sakit, kemudian berucap 'perlawanan' berulang kali dan membuat Xavy berhenti melangkah setelah ingin pergi dari gudang tersebut. Ia mengambil apel dari saku celana, memakannya sampai tersisa sedikit. Xavy melemparnya ke Kyklo untuk dimakan. Bagi Kyklo, "perlawanan" bukan berarti meladeni Xavy melainkan tindakan yang harus dilakukannya demi mendapatkan makanan.
Tujuan Kyklo dibeli oleh Dario yaitu ia ingin memamerkan kekuatan dan pengaruhnya pada teman-temannya. Begitu juga dengan Xavy, yang pamer pada temannya kalau dirinya bisa mengalahkan Anak Titan.

Sharle Innocencio, anak bungsu Dario yang menyerupai bisque doll. Di suatu malam, ia tidur sendiri di kamarnya. Sambil memegang belati pelindungnya, ia masih saja ketakutan dan tidak bisa tidur. Sepertinya Sharle sudah biasa tidur sambil memegang belati setelah tahu di gudang penyimpanan rumahnya, ayahnya menyimpan Anak Titan. Ia tahu seberapa mengerikannya Titan dari buku-buku yang ia baca. Sharle sendiri pernah melihat wujud Titan yang sesungguhnya saat ia pergi dengan Dario dan Xavy sebulan yang lalu dari puncak Wall Maria. Sebenarnya Sharle tidak terlalu suka sikap ayah dan kakaknya yang selalu menggunakan uang dan jabatan untuk melakukan sesuatu yang semestinya dilarang. Contohnya ya naik ke puncak Wall Maria untuk melihat Titan.
Sharle Innocencio, dengan belati pelindungnya


Sharle sampai pingsan saat itu. Xavy dan Dario malah heboh kesenangan. Dario mencuci otak Xavy untuk ikut jadi prajurit dan membunuh Titan. Tentu itu semua demi Dario sendiri.

Malam itu beda dari malam sebelumnya. Sharle sudah membulatkan tekad untuk membunuh Anak Titan. Meski ia belum pernah membunuh serangga sekalipun. Sharle berpikir, ia melakukannya sebagai bentuk penolakan setengah hati atas kehidupannya sebagai pion sang ayah. Juga demi menjalani kehidupan seperti yang ia inginkan.

Di satu sisi, Kyklo yang indera pendengarnya sangat sensitif mendengar suara langkah kaki Sharle yang mendekati gudang. Perutnya juga kelaparan. Tapi ia bisa merasakan gadis itu dengan maksud buruk.

Kyklo tetap bergeming di tempat saat Sharle mendekatinya perlahan. Ia masih berpikir, kalau dirinya ditawari "perlawanan", Kyklo akan menerimanya dengan senang hati. Itu instingnya untuk mendapatkan makanan. Tapi jika tidak, ia akan diam.

Sharle mendekat dan terkejut bahwa Kyklo itu sebenarnya manusia. Meski dijuluki Anak Titan.

Beruntung Sharle pernah lihat wujud Titan yang sebenarnya. Jadi ia tak langsung membunuh Kyklo begitu melihatnya dari dekat. Tubuh Kyklo bereaksi saat Sharle berucap, "Kumohon, jangan melakukan perlawanan". Sharle yang kaget malah menjatuhkan belatinya di depan Kyklo. Saat ingin mengambil, Kyklo sudah melangkah lebih dulu. Ia mengambil belati itu lalu mencengkeram pergelangan tangan Sharle. Kyklo malah menaruh belatinya ke tangan Sharle tapi bagian ujung yang tajam tertuju pada dada Kyklo. Sharle kaget begitu tangan Kyklo mendorong belati hingga melukai dirinya sendiri sampai berdarah.

Belati itu jatuh lantaran Sharle dilanda kebingungan atas kejadian tadi. Kyklo memungutnya dan memberikan belati itu pada Sharle. Yang ada dipikiran Kyklo cuma "perlawanan" untuk mendapatkan makanan.

Sharle bicara dan disahuti Kyklo dengan kata "perlawanan" dan "Xavy". Sharle kaget karena Anak Titan bisa bicara. Suara perut Kyklo yang keroncongan mengintrupsi obrolan mereka. Sharle keluar gudang, berencana untuk membawakannya makanan dan buat Kyklo kecewa. Kyklo beberapa kali tertidur tapi tetap berhasil dibangunkan oleh suara keroncongan dari perutnya sampai Sharle kembali. Gadis itu membawa roti, beef jerky, dan apel. Kyklo bisa mengerti kalau Sharle bermaksud baik. Sharle menaruhnya di dekat Kyklo, tapi ia ragu untuk mengambilnya. Belum pernah Kyklo mendapatkan makanan tanpa "perlawanan". Merasa yakin tidak akan terjadi apa-apa, Kyklo langsung memakannya tanpa mengacuhkan Sharle yang sibuk berceloteh tentang Titan. Mereka pun berkenalan dengan Kyklo yang sedikit demi sedikit bicara mengikuti ucapan Sharle. Kyklo merasakan adanya kehangatan di sana.

Sejak saat itu mereka hampir tiap malam bertemu dan berbicara. Sharle selalu membawa makanan. Lalu di malam itu, ia juga membawa peta dan menceritakan apa yang terjadi pada Kyklo.

Dari situ Kyklo jadi mengerti tentang Titan, manusia dan dirinya. Sekeras apapun ia berusaha berimajinasi, tetap tak ada bayangan tentang Titan kalau ia tak melihatnya secara langsung. Obrolan beralih ke rantai yang mengekang kebebasan Kyklo. Rantai besi itu sudah berkarat karena darah, keringat dan kotoran Kyklo. Tapi tetap tak bisa membuatnya lepas. Bahkan Kyklo tak pernah berpikir soal itu sebelumnya hingga hari ini. Kyklo berpikir ingin menemui Titan dan memutuskan apakah dia memang Anak Titan atau bukan. Itulah tujuan pertama Kyklo setelah bebas dari kungkungan rantai tersebut. Ia pun meminta Sharle untuk memberitahukannya tentang dunia manusia.
Selama belajar dari Sharle, Kyklo memikirkan rencana untuk bisa bebas. Ia pun merasa informasi dari Sharle terbatas.

Cara melarikan diri memang mudah jika memakai peralatan seperti gergaji. Tapi Kyklo justru memakai cara dengan menunggu rantai benar-benar berkarat. Ia tak ingin Dario dan Xavy sampai tahu. Selama itu juga Kyklo berakting layaknya Anak Titan yang lemah. Ia tahu, dengan memukuli Anak Titan, Xavy bisa memperoleh kepercayaan diri karena berhasil menaklukan Titan. Padahal Kyklo hanya manusia biasa walau cara melahirkannya 'spesial'.

Dua tahun berlalu. Persiapan beres, perencanaannya pun sudah matang.

Di saat sarapan, keluarga Innocencio membicarakan tentang Xavy yang akan mengikuti pelatihan prajurit. Mereka juga membicarakan nasib Kyklo yang sudah tidak berguna lagi. Dengan kata lain, ia mau dijual lagi. Juga itu berarti Sharle akan berpisah dengan Kyklo. Setelahnya Dario ngomongin tentang perjodohan Sharle dengan anak Bruno Baumeister. Sharle hanya bisa pasrah menerimanya.

Hari berganti jadi malam. Hujan pun turun dengan deras. Kyklo bisa menghitung jam walau hanya dengan suara keroncongan dari perutnya. :v

Selain itu, tubuh Kyklo juga sudah bertambah 15 cm selama 2 tahun terakhir. Tubuhnya ikut berkembang jadi lebih kuat, walau otot dan lebarnya (:v) masih kalah dengan Xavy. Ia memikirkan lagi mengenai perencanaannya untuk bebas dari Dario, apalagi rantainya sudah benar-benar keropos. Sekali tarik dengan sekuat tenaga langsung putus. Tiba-tiba Sharle datang dengan wajah yang habis menangis. Kyklo yang awalnya mau bilang soal rencananya jadi bungkam. Sharle cerita apa yang terjadi dan berniat untuk membantu sedang dirinya juga ingin kabur. Tapi karena tidak jelas mau kabur kemana, Kyklo nawarin untuk pergi bersamanya. Dengan ucapan dan bahasa yang ala kadarnya, Kyklo ngungkapin rencananya, yaitu ingin merebut kembali hidupnya (jadi manusia yang bebas).

Laki-laki itu berpikir, ia bukannya peduli. Tapi lebih kepada "mengharapkannya". Sharle pun menyambut uluran tangan Kyklo.

Esok malam, Kyklo menunggu kedatangan Sharle ke gudang. Hujan pun mencapai puncaknya di malam itu. Waktu yang pas untuk kabur. Namun yang datang malah orang asing yang ternyata adalah salah satu pemuja Titan. Sosok itu juga yang pernah ingin membeli Kyklo dulu. Ia mengira kalau orang itulah yang akan jadi tuan barunya, tapi justru sebaliknya. Pria berjubah hitam itu ingin membantu Kyklo kabur. Kyklo sebenarnya diincar karena sudah diagungkan oleh para pemuja Titan. Mengingat Anak Titan adalah julukannya. Saat ingin dibebaskan, Kyklo melihat darah dari pedang yang dipegang pria itu.
Kyklo sewaktu ingin ditolong pengikut Pemuja Titan

"Kau... membunuh siapa?" Pria berjubah itu malah memujinya. Dari situ Kyklo sadar kalau dia salah satu pemuja Titan.

Di sini diceritakan seolah Kyklo sudah tahu siapa orang tuanya, yakni Elena si pemimpin pemuja Titan dan Kapten Heath adalahnya ayahnya yang mati saat ekspedisi 15 tahun silam. Melihat darah itu, Kyklo jadi berfirasat buruk. Untungnya bukan orang dalam yang dibunuh, melainkan para penjaga. Tapi ia cerita kalau temannya sedang menghabisi orang dalam (keluarga Innocencio). Kyklo ngamuk dan berhasil meninju si pria tersebut setelah rantainya bisa ia lepaskan. Kyklo memakai pakaian pria itu lalu pergi keluar gudang. Ia langsung masuk ke mansion dua lantai lewat pintu belakang yang sudah dibobol. Perasaannya sedikit lega saat mendengar suara teriakan Sharle. Tapi itu hanya masalah waktu. Ia berlari menuju tempat Sharle berada hanya dengan bantuan kelima inderanya.

Kyklo lihat mayat Dario di kamarnya. Lalu di ujung lorong, ada Xavy dan Sharle yang sedang dipojokkan oleh lima orang penganut sesat yang sudah membunuh orang-orang di mansion tersebut.

Tanpa menahan kekuatannya lagi, Kyklo menghajar semuanya (dibantu Xavy). Ia tak ingin membunuh mereka, cukup menghajarnya saja. Sharle dan Xavy kaget. Meski kaget, Xavy berhasil menghajar salah satunya sampai menusuk dadanya. Xavy terlalu berani, beda dengan Kyklo yang masih punya rasa kasihan. Xavy curiga kalau ini semua rencana Kyklo dan Sharle. Kyklo membela Sharle kalau gadis itu tidak ada hubungannya dengan penyerangan tersebut. Tapi tetap Xavy menyalahkan Kyklo yang jadi incaran para penyerang itu. Kyklo bermaksud menghindar dengan salto mundur supaya Sharle tidak terkena tebasan. Tapi karena ada banyak barang, ia hanya merunduk sedikit dan menggores mata kanannya. Sambil menahan sakit, ia membalas dengan berputar menggunakan lutut kanannya dan menendangnya. Kyklo juga menghantam lututnya ke arah dagu yang membuat Xavy gegar otak kemudian pingsan.

Tak ada pilihan lain, Sharle jadi ikut pergi dengan Kyklo. Ia tidak mau tinggal dengan Xavy yang mungkin akan jadi Dario kedua. Mereka berdua pun kabur dengan perbekalan yang sudah disiapkan Sharle.

.
.
.

Bab 2:
Kyklo dan Sharle pergi ke kota bawah tanah di dalam Wall Sina. Awalnya tempat itu dijadikan semacam distrik lampu merah dan ladang tindak kriminal. Di situ juga tempat asal Kyklo yang dijadikan jual-beli Anak Titan. Alasan mereka memilih tempat itu karena para penduduk di sana tak berminat untuk menggali masa lalu orang lain supaya masa lalu mereka pun tidak terbongkar. Jadi, mereka berdua tidak dicurigai.

Untuk bertahan hidup, Sharle sudah membawa lebih dari 500 keping uang logam. Satu koin saja mampu membeli makanan satu keluarga untuk sehari. Tapi setengahnya harus diberikan pada dokter gelap untuk melakukan operasi pengangkatan mata kanan Kyklo yang sudah tidak bisa diapa-apakan lagi selain diangkat.

Hidup mereka benar-benar mirip seperti sepasang pengantin baru. Mereka tinggal di tempat yang luasnya hanya setengah dari gudang penyimpanan Dario. Tentu hal itu membuat Kyklo sesak. Ia juga tidur di lantai karena belum terbiasa jadi manusia normal dan membiarkan Sharle yang memakai kasur. Belum lagi suara gemericik rantai masih menghantui indera pendengarannya. Padahal rantai di pergelangan tangan dan kakinya sudah terlepas sejak mereka tiba di kota tersebut. Dalam hati Kyklo masih bertekad untuk memutus rantai takdir tentang dirinya sebagai Anak Titan. Ia pun bertekad untuk menemui makhluk Titan itu, bagaimanapun caranya.

Kyklo sendiri sudah mendengar kabar kalau ekspedisi yang akan dilaksanakan kembali oleh Pasukan Penyelidik yang telah dibentuk oleh Komandan Carlo Piquer. Meski belum jelas, tapi ada kabar lagi kalau Bruno Baumeister (salah satu anggota kelompok konservatif) gagal dalam serangan balasan pada kelompok reformis.

Tak mau menyia-nyiakan kabar tersebut jika benar terjadi, Kyklo memikirkan cara untuk bisa keluar melewati Wall Maria. Satu-satunya jalan hanya melewati gerbang utama. Kyklo berpikir, meski ia akan melanggar hukum, hanya dengan ikut ekspedisi Pasukan Penyelidik caranya bisa melewati gerbang utama. Mustahil bagi dirinya memanjat atau turun dari ketinggian 50 meter tanpa diketahui prajurit penjaga. Tapi ada yang Kyklo cemaskan, yaitu Sharle. Sharle pun pulang dan menceritakan informasi yang ia dapat sambil berbelanja. Tentang Xavy yang sudah jadi pasukan pelatihan dan kabar kematian Dario yang membuat dicari Pasukan Polisi Militer, terutama Kyklo yang dijadikan tersangka atas penyerangan kediaman Innocencio.

Setelahnya Kyklo cerita kalau ia ingin pergi ke Distrik Shiganshina. Sharle pasrah, toh Kyklo susah untuk dilarang. Pembicaraan mereka lucu banget, Kyklo selalu pakai 'Sharle' sebagai pengganti kata 'kamu/kau'. :3

Walaupun dibolehkan, selama kabar ekspedisi masih abu-abu, Kyklo tak bisa berbuat apa-apa selain memikirkan rencananya. Ia sendiri masih belum memutuskan akan melakukan apa kalau sudah bertemu Titan.

Sekitar satu bulan kemudian, kabar ekspedisi pun bisa dipastikan. Satu minggu lagi Pasukan Penyelidik akan keluar dari gerbang. Untuk misi pertama setelah libur selama 15 tahun, mereka hanya memeriksa saja dalam waktu beberapa jam. Kyklo dan Sharle memilih untuk menumpang kereta kuda seorang pedagang yang akan berbisnis di Distrik Shiganshina. Mereka harus membayar untuk biaya tranportasi dan penggunaan nama si pedagang, kalau ada kejadian mereka terjebak dalam pemeriksaan dan harus mengarang cerita untuk lolos.

Suasana Distrik Shiganshina ramai gara-gara ekspedisi tersebut. Sehingga diadakan parade kecil-kecilan penduduknya dengan harapan Titan bisa dibasmi. Kyklo terkagum-kagum melihat secara langsung Wall Maria dan gerbang utama. Ia juga berpikir tentang "alat" buatan Angel Aaltonen.

Saat seperti itu, Sharle terlihat cemas. Di matanya jelas ia terlihat benci pada makhluk Titan tersebut. Tapi Kyklo berjanji akan segera kembali. Dari tempat mereka berdiri, Kyklo bisa mendengar suara langkah kaki dari kejauhan di luar tembok. Langkah kaki Titan. Meriam pun ditembakkan dan membuat Sharle jatuh terduduk karena badannya lemas seketika jika itu bersangkutan dengan Titan.

Malam sebelum ekspedisi, ada perayaan. Para Pasukan Polisi Militer banyak berkeliaran dan membuat mereka was-was. Kyklo dan Sharle bermaksud untuk memeriksa. Kyklo berniat untuk bersembunyi di kereta kuda tim logistik yang ia pikir aman.

Tiga jam sebelum terbitnya fajar, Kyklo kembali menyelinap ke tempat kereta kuda yang belum dipasangkan dengan kuda itu lagi. Kyklo awalnya memilih pergi tanpa membawa apa-apa. Tapi Sharle memberikan belati jimat pelindungnya pada Kyklo untuk bisa bertahan hidup. Mereka pun berpisah dengan Kyklo yang berjanji akan kembali siang hari nanti.
Sharle kasih Kyklo belati miliknya


Sambil menunggu ekspedisi dimulai, Kyklo yang sudah bersembunyi di kereta kuda tim logistik malah makan. Hitung-hitung ngisi energi ya, Kyklo? :v

Ekspedisi dimulai. Kyklo membuat lubang sedikit pada kanopi yang menyembunyikan dirinya. Ia mencoba mencari sosok Sharle saat Pasukan Penyelidik berjalan di jalan besar menuju gerbang utama, tapi tidak ketemu. Kyklo juga tidak gugup, padahal ini pertama kalinya ia ikut dan akan melihat monster pemangsa manusia. Tekadnya sudah bulat akan memutus takdirnya sebagai Anak Titan. Di sisi lain, Sharle sebenarnya ikut melihat di pinggir jalan, bergabung dengan masyarakat yang lain. Baik Sharle maupun Kyklo masih percaya kalau tim logistik akan dilindungi oleh pasukan yang lain. Jadi Sharle yakin kalau Kyklo akan baik-baik saja. Ia pun pergi saat Pasukan Penyelidik sudah keluar melewati gerbang karena takut dicurigai oleh Polisi Militer.

Kyklo mengawasi keadaan sekitar lewat lubang yang sudah ia buat tadi. Ia berpikir kalau Pasukan Penyelidik masih belum siap. Mereka masih memakai pedang pendek tanpa "peralatan" buatan Angel. Kecewa sih, tapi Kyklo tak bisa berharap banyak kalau nanti ketemu Titan malah tidak bisa melawan.

Kyklo memainkan pistol yang ada di perbekalan sambil memikirkan banyak hal kalau terjadi suatu yang buruk. Roda kereta kebentur bebatuan, secara tidak sengaja Kyklo menarik pelatuknya dan menembakkannya ke atas kanopi. Kyklo agak panik, tapi mukanya pasti kelihatan datar. -_- Ada dua pilihan, bertarung atau kabur. Ia tidak memilih keduanya, tapi memilih untuk menunjukkan dirinya ke Pasukan Penyelidik. Kanopinya pun Kyklo buka sebelum diperiksa oleh Pasukan Penyelidik. Ia akan mencoba berbicara dengan Komandan Carlo. Ada empat prajurit mengelilingi Kyklo dan bersiap untuk menyerangnya. Kyklo mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Komandan. Karena tidak ada tanggapan positif, Kyklo ingin menemuinya sendiri dengan menerjang prajurit yang ingin menangkapnya.
Kyklo milih keluar dari persembunyiannya

Setelah mencoba kabur, menghindari serangan para prajurit yang kekuatannya melampaui dirinya, Kyklo pun terdesak dan terkena pecut di punggungnya. Carlo Piquer pun menghampiri Kyklo. Ia bertanya, "Kenapa kau bersembunyi di kereta kuda?"

"Aku ingin melihat Titan."

Setelah tanya jawab yang cukup singkat itu, Carlo pun percaya kalau Kyklo benar-benar hanya ingin melihat Titan. Lalu bintang hijau terlempar ke udara. Pertanda kondisi tidak wajar. Saat Carlo menanyai namanya, Kyklo menjawab dengan nada bergumam karena tiba-tiba mendengar suara langkah kaki. Sebelum Titan itu datang, Kyklo memberi peringatan. Tapi Pasukan Penyelidik bergeming, tidak percaya atas ucapan Kyklo. Titan datang dari arah Utara. Kyklo berpikir kalau manusia ibarat serangga yang pernah ia makan, sedang dirinya adalah Titan si pemangsa manusia. Ibaratnya begitu. Carlo berteriak pada Kyklo untuk segera lari. Pasukan sudah mundur membentuk formasi mirip anak panah. Kyklo pun kembali ke kereta kuda tim logistik.

Sekarang Kyklo tahu, bersembunyi tim logistik tidak menjamin nyawanya akan aman. Justru sebaliknya. Tujuan Kyklo tercapai, ia bukan Anak Titan karena tubuhnya berbeda dengan mereka. Ia benar-benar manusia. Tapi nyawa terancam sekarang.

Kanopi ia buka lebar-lebar supaya bisa melihat keadaan sekitar dengan jelas. Para prajurit yang ada di ujung formasi menghunuskan pedang, melakukan manuver dengan kuda. Serangan seperti itu tentu sia-sia karena tidak menyentuh titik vital yang ada di tengkuk. Mereka hanya menghambat waktu. Serangannya memang berhasil mengenai lutut dan membuat Titan goyah. Mereka pun maju melewati celah yang ada untuk kembali. Sekarang Kyklo benar-benar mengerti, Titan itu monster yang bisa beregenerasi secara cepat. Jarak ke depan masih 5 km, Titan juga sudah tak terlihat lagi. Titan itu datang mengerjar, Kyklo berniat untuk menembakkan peluru ke tenggorokannya. Tapi gagal.

Walau ditembak beberapa kali, tetap tidak bereaksi pada Titan. Makhluk itu malah membuka mulut, bersiap untuk memakan manusia.

Sampai jarak yang tersisa hanya 100 meter, Kyklo terus menembaknya. Tapi nihil, sia-sia. Masih 2 km untuk bisa sampai ke Wall Maria. Tim logistik yang tidak terbiasa dengan formasi panah jadi tertinggal dan tak bisa menyusul ke depan. Mereka jadi putus asa. Kyklo memeriksa perbekalan. Ada banyak granat yang siap untuk diledakkan meski tanpa meriam. Kyklo pergi ke bagian sais sambil memegang bom lempar lalu menyuruh prajurit yang dari tim logistik untuk pergi ke kuda. Bermaksud untuk menaikinya, dan melepas kereta kuda. Ia berencana untuk menghancurkan kereta kuda supaya mereka bisa lolos dari Titan. Mereka sudah menaiki kuda, Kyklo ingin melepas tali kekang kuda dengan pisau pendek tapi malah patah.

Di saat genting, antara ia kembali ke kereta kuda untuk mengambil pedang lagi atau tidak, Kyklo ingat perkataan Sharle. Belati yang dipinjamkan Sharle terbuat dari kurogane dan langsung memutuskan tali kekangnya dengan cepat.

Kereta kuda yang membawa granat dkk itu sudah terlepas. Titan yang mengejar mereka malah menginjaknya. Alhasil, kereta itu meledak. Tubuh Titan pun diselimuti uap, tapi samar-samar masih ada pergerakan darinya, pertanda Titan itu masih hidup. Gerbang utama Wall Maria mulai terlihat. Pasukan Penyelidik masuk begitu gerbangnya terbuka. Pasuka Siaga menyerang Titan yang mengejar dengan meriam.

Mission is complete. Kyklo pulang dengan selamat!

.
.
.

Bab 3:
Pasukan Penyelidik masuk ke dalam Distrik Shiganshina. Kyklo berusaha mencari celah untuk kabur dari parade kepulangan Pasukan Penyelidik. Namun saat ingin kabur, ia diajak bicara oleh Carlo. Selama diajak ngobrol, Kyklo hanya menjawab sekenanya meski dipuji atas tindakannya yang lebih memilih melepaskan kereta kuda supaya bisa lari dari kejaran Titan. Sekali lagi Carlo menanyai nama Kyklo, tapi hanya dibalas "Ya". Serius, dirimu tidak nyambung, Kyklo... -_-

Paradenya terhenti. Kyklo berpikir kalau itu dihentikan oleh Polisi Militer. Carlo bertanya lagi, apa Kyklo pernah berbuat buruk. Kyklo jawab tidak, dong. Justru dia yang jadi korban, Pak Carlo...

Selama Kyklo berkutat dengan pemikirannya, ia sudah dikepung seolah ia adalah pelaku kejahatan. Kyklo menyerahkan diri, tapi matanya bertemu dengan mata Sharle. Ia bertekad untuk tidak melibatkan Sharle, jadi Kyklo memberi isyarat untuk diam di tempat. Kyklo menyerahkan belati ke Carlo yang menyadari isyarat Kyklo pada Sharle. Ia menitipkan barang itu karena mungkin Sharle membutuhkannya kelak. Di pihak Sharle, ia melihat kejadian tersebut. Gadis itu berencana untuk menemui Carlo.

Carlo kecewa karena anak buahnya banyak yang minta dipindahtugaskan ke pasukan yang lain. Ia jadi teringat Solm Hume, temannya yang seharusnya berada di posisinya sekarang.

Sharle datang menemui Carlo karena Carlo sempat berpesan untuk membiarkannya masuk dengan mudah ke baraknya. Sharle gugup tapi memaksakan diri untuk bertemu. Anehnya Carlo sadar kalau Kyklo itu Anak Titan yang ia temukan dulu. "Ini takdir," katanya dalam hati. Mereka bicara tentang Kyklo dan penyebab kenapa laki-laki itu ditahan di penjara Wall Sina yang diketahui Carlo setelah mengorek informasi dari Polisi Militer. Sharle cerita kalau apa yang dituduhkan semuanya itu salah, dan alasan ia ikut melarikan diri dengan Kyklo.

Setelahnya belati titipan Kyklo diserahkan ke Sharle. Lalu gadis itu minta tolong supaya Carlo mau menyelamatkan Kyklo.

Carlo memang ingin menyelamatkan Kyklo. Ia juga berencana untuk mempertemukannya dengan Jorge, ayahnya yang sekarang jadi pengajar pasukan pelatihan. Sharle bertanya kenapa Carlo mau menolongnya. Carlo pun menjawab dengan jujur. Dialah yang membuat Kyklo mengemban julukan berat Anak Titan.

Di lain tempat, Kyklo sudah dijebloskan ke sel penjara yang hanya berisi ranjang tipis dan pispot. Ia memang sudah terbiasa, tapi Kyklo juga tak bisa selamanya di penjara (lagi) seperti ini. Masih ada Sharle yang menunggunya dengan cemas. Ia terus berpikir bagaimana caranya bisa kabur dari situ walau kelihatannya lebih sulit dari yang dibayangkan. Kyklo memang tidak dirantai lagi, tapi yang membuatnya kesulitan itu dari para penjaga yang terus berpatroli.

Ada seorang laki-laki yang mengajaknya bicara dafi penjara seberang. Awalnya Kyklo tak peduli. Tapi ucapannya yang bilang kalau Kyklo bisa lolos dengan mudah, membuatnya meladeni laki-laki tersebut.

Ia bilang, setengah bulan lagi mereka akan diasingkan ke luar negeri melewati gerbang utama Distrik Shiganshina. Dengan kata lain, hukuman mati. Mati karena dimakan Titan. Mereka pun berkenalan, dan ternyata laki-laki itu adalah Cardina Baumeister, mantan tunangan Sharle. :v Uwow!

Sesaat jadi ingat anime lawas Gundam SEED/Destiny. Plotnya mirip. Lacus dan Athrun jadi tunangan karena politik, tapi mereka nolak. Lacusnya milih sama Kira, sahabat Athrun. :3 Awal baca ada firasat Kyklo sama Cardina bakal jadi sohiban~

Kyklo agak lemot, jadi baru nyadar setelah Cardina cerita alasan ia masuk penjara. Karena politik sang ayah.

Cardina bercerita tentang kota Naraka. Kyklo tidak percaya semudah itu. Tapi kata Cardina, kalau memang tidak ada ya tinggal buat saja. -_- Baka...

Ia juga bercerita kenapa para Titan datang dari arah Selatan. Itu karena mereka terpancing oleh aroma para penduduk Distrik Shiganshina. Sementara mereka nanti akan dikeluarkan lewat arah Utara yang (mungkin) tak ada Titan. Kyklo tak punya pilihan selain bekerja sama dengan Cardina ke kota Naraka (mungkin). Tapi ia bilang kalau dirinya ada urusan di dalam tembok. Cardina nebak, "Pasti perempuan". Asdfghjkl Kyklo langsung canggung gitu, dan saya kebayang ekspresinya mode kawaii-kawaii bertaburkan bunga gimanaaa gitu~ :v

Persiapan selama setengah bulan itu, Kyklo habiskan dengan mengisi energi. Walau hatinya berteriak tidak sabar untuk keluar dari penjara tersebut.

Dibanding Titan, sebenarnya manusia yang lebih mengerikan, pikir Kyklo. Rencana-rencana demi sudah dipikirkan Kyklo. Karena tak ada kuda dan senjata, jadi ia harus lari menuju daerah Utara untuk kembali masuk ke dalam tembok. Tapi itu belum tentu bisa dilakukannya. Temboknya terlalu tinggi, memanjat tanpa alat atau semacamnya pasti sulit.

Ada sekitar 20 orang yang dihukum mati. Mereka dimasukan ke dalam kereta kuda tanpa kusir dan dibagi-bagi. Beruntung Cardina sekelompok dengan Kyklo. Tangannya diikat dan mulut disumpal.

Kyklo tentu saja panik. Cardina pasrah. Berusaha lepas dari ikatan itu, tapi yang ada malah membuatnya perih karena memelintirkan pergelangan tangan supaya ikatannya bisa lepas. Belum lagi salah satu prajurit Pasukan Siaga mengecek isi kereta sekali. Ia sadar kalau Kyklo itu Anak Titan, makanya mengangguk pas bertatap muka dengan Kyklo. Ia memperhatikan mata kanannya lalu diam-diam menyerahkan sesuatu ke Kyklo yang ternyata adalah jimat pelindung Sharle. Kyklo kaget kemudian berpikir untuk menggunakannya supaya bisa kabur. Kaburnya pun juga harus hati-hati supaya disangka ia sudah mati. Dengan kata lain, Kyklo tetap keluar tembok dan diam-diam kembali masuk. Tapi ia tak habis pikir, kenapa Carlo mau membantunya. Ia berpikir kalau prajurit itu suruhan Carlo, padahal sih ayahnya Carlo. Jorge Piquer~ :3

Kereta mulai bergerak, Kyklo berusaha memutuskan tali yang diikat mati ke kedua tangannya. Mana diikat di punggung lagi. -_-

Setelah terlepas, Kyklo juga melepaskan pengikat yang lain. Perdebatan sebentar, tapi Cardina bego atau gimana ya, dia duluan yang turun dari kereta kuda yang masih berjalan cepat. Disusul Kyklo. Padahal Cardina gemetar lho, tapi nekad keluar dari kereta. :v

Mereka tidak kena luka serius, masih sanggup berlari dengan jarak 400-500 meter itu. Kyklo yang pernah di ambang pintu kematian tentu saja merinding. Takut ketemu Titan lagi. Apalagi udara masih berkabut karena matahari masih malu-malu keluar dari tempatnya. Hanya mereka berdua yang keluar dari kereta, mereka memilih bercakap-cakap sambil berjalan cepat meski Kyklo bicara seadanya. Tapi jelas sekali kalau Kyklo berekspresi di sini. Ia benar-benar percaya Cardina sebagai teman. Lama-lama Cardina tertinggal, bahkan sampai 10 meter di belakang Kyklo.

Di sini saya gak tahu kenapa Kyklo mikir kembali ke Utara lewat rute Timur atau Barat. Jaraknya masih 500 meter lagi, katanya.

Saat mereka bingung memilih rute, (sebenarnya cuma Kyklo, Cardina ikut-ikut aja... Bego... -_-) Kyklo dengar suara langkah kaki. Titan, dan ada empat langkah kaki yang berbeda. Cardina langsung lari ke arah Utara. Tapi Kyklo menariknya untuk lewat rute Barat Laut. Ia bilang kalau dirinya melihat cahaya lentera yang ada di sekitar 2-3 km dari Distrik Shiganshina. Dan itu tidak wajar. Ternyata benar ada Titan yang mengejar mereka. Kyklo dan Cardina lari melewati padang belantara, mencari bantuan. Tak lama kemudian, Kyklo melihat prajurit yang tadi memberikannya belati itu ada di puncak Wall Maria. Untuk mencapai prajurit itu, masih sekitar 100 meter. Tapi sekali lagi, jarak Titan dengannya semakin tipis.
Kyklo dan Cardina dikejar Titan

Prajurit itu berteriak saat jarak sudah sampai 50 meter. Belum lagi Cardina yang ketinggalan karena tubuhnya tidak kuat. Kyklo berbalik dengan cepat dan lari ke arah Titan. Prajurit yang nolongin langsung teriak marah.

Kyklo ingin menolong Cardina yang jaraknya dengan Titan berdekatan. Atas nama moral sebagai manusia! Tangan Titan terayun-ayun berusaha menggapai Cardina dan membuatnya jatuh berguling-guling.

Kyklo menyuruh Cardina kabur dengan dirinya dijadikan pengalihan Titan. Targetnya pun beralih ke Kyklo yang jaraknya dekat dengannya. Titan yang mengejar mereka setinggi 3 meter, walau kelasnya rendah tapi tetap saja Titan. Kyklo menghindari serangan Titan dan berniat memotong pergelangan kaki kiri mengenai achilles untuk mengulur lebih banyak waktu. Metodenya sama seperti Pasukan Penyelidik yang sempat ia lihat waktu itu. Kyklo berhasil memutus urat achilles kanan Titan. Kyklo langsung lari mendekati tembok dan diteriaki Cardina yang sudah ada di puncak tembok. Kyklo melihat Titan tadi sudah pulih lalu ia diberikan kawat dari atas. Ia disuruh memegang pengait saat dirinya sudah menyerah untuk memanjat lantaran terlalu capek. Kyklo menurut dan dalam sekejap sudah tertarik ke ata dengan gerakan vertikal. Kyklo menyumpah begitu melihat Titan tadi menabrak dinding. 

"Rasakan itu!" :p

.
.
.

Intermission: (semacam bab pengalihan untuk diteruskan ke jilid berikutnya)

Kyklo dan Cardina berhasil masuk ke dalam tembok. Mereka berhasil melewati maut dibantu prajurit tadi. Mereka dibawa melewati jalan utama Distrik Shiganshina ke Distrik Trost, tapi tidak tahu mau dibawa kemana. Cardina penasaran dan nanya, siapa yang menolong mereka. Kyklo tidak tahu. Jorge pun memperkenalkan diri sambil duduk di kusir. Kyklo nanya, apa dia dimintai tolong oleh Carlo. Carlo cuma bilang kalau ada seseorang berpotensi yang menarik.

Jorge memang tidak bisa membantu sejak awal. Tapi gara-gara itu, ia bisa melihat potensi Kyklo. Bahkan tambah satu lagi, yang yaaa karena sudah diselamatkan Kyklo.

Cardina kelihatan tidak tenang. Kyklo nanya, "Kalian saling kenal?" dan dibalas anggukan lesu oleh Cardina. Jorge bilang kalau Cardina itu muridnya. Dengan kata lain, Cardina merupakan mantan prajurit pelatihan. Cardina pun bilang kalau dia mengundurkan diri karena tidak pantas jadi prajurit. Kyklo mengangguk, setuju kalau Cardina gak cocok jadi prajurit. Tanda persahabatan yang erat sih begitu, kalau hal buruk dibilangin sama temannya ya dia ngangguk. :v

Jorge pun mengungkit, tujuan awalnya yaitu membuat Kyklo jadi prajurit. Cardina juga cerita tentang Xavy yang pamer kalau dirinya sudah mengalahkan Anak Titan karena seangkatan dengannya. Ia memberi ide pada Kyklo untuk mengusik Xavy dengan mendaftarkan diri sebagai prajurit pelatihan. Tapi tujuannya sekarang ingin menemui Sharle~ (CIEEEEE! :v) Jorge cerita tentang Sharle yang minta bantuan ke Carlo. 

Cardina bereaksi, "Gadis yang kau culik itu, tuh, sebenarnya kandidat calon istriku, tahu."

"Aku tidak menculiknya." Kyklo mengerucutkan bibirnya dan itu kawaii banget pasti!! >_<

Mereka ternyata dibawa ke kota pabrik. Sharle juga ada di sana dan dititipkan oleh kenalannya. :3 Hayoooo, tebak siapaaaa~

Jorge ternyata memakai "peralatan" buatan Angel untuk menarik Kyklo dan Cardina tadi!! Ia menceritakan semua yang ia ketahui ke mereka. Termasuk tentang mesin manuver 3D.

"Kyklo, kaulah yang akan menggunakannya untuk menaklukan Titan."

~ END ~

BIG THANKS for Isayama Hajime-sensei, Ryo Suzukage-sensei, Thores Shibamoto-sensei, Level Comics, Percetakan Gramedia, dan semua orang yang terlibat dalam pembuatan light novel versi Indonesia ini. #bow Ayo, dukung terus supaya ada lebih banyak lagi light novel yang diterbitin di Indonesia! :D Caranya sih, ya dibeli. Karena saya masih maba, jadi belum bisa beli. #malu

:) Sesuai janji, saya kasih spoiler Jilid 2. Tapi untuk Jilid 3, mohon bersabar ya! Karena waktu itu waktunya kepepet, jadi belum selesai dirangkum, saya sudah harus mengembalikannya ke Elex Center. #bow Gomennasai!!

Tapi kalau memang sudah selesai dirangkum, saya posting kok!! Bersabar aja, ya? :"D 

OKE!!
JA!!
BYE, BYE!! :*
CHAU!!
Mau nonton Strobe Edge Live Action dulu~ ;)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

terimakasih, ditunggu yang jilid 2 nya

Anonim mengatakan...

jilid 3 mksudnya :D

IndieGuy mengatakan...

thnks udh nulis summary ny kyk gini hha , jdi tw vol. mna yg mw di beli hbis bca manga before the fall ny :v

jdi cerita kyklo mulai dri vol. 2 hmm

Di tunggu vol 3 ny y

Setsuko Mizuka mengatakan...

Doumo arigaotu, Anonim-san, Arsen-san! ^^
Jilid 3 masih belum tau kapan saya bisa posting karena belum sempet pinjam novelnya lagi. u_u Kalo bisa, secepatnya saya publish kok.