Kamis, 28 Januari 2016

Terjemahan Kuroko no Basuke ~Spesial Drama CD Season 1 Volume 2~

"Kurokocchi!? Kenapa kau terus melarikan diri dariku!?"

Cover KnB CD Season 1 volume 2




—Suara khas tengah kota—

Kise                 : “Sudah lama aku tidak ke Shibuya. Dan di sini jadi makin ramai. Oh, Nanbu Department Store? Karena sudah di sini, aku mungkin akan mampir dan beli beberapa baju atau semacamnya...”

Kasamatsu       : “Kise?”

Kise                 : “Ah? Kapten!”

Kasamatsu       : “Apa yang kau lakukan di sini?”

Kise                 : “Sama denganmu, Kapten!”

Kasamatsu       : “Aku harus menyiapkan pertandingan kita untuk Minggu depan.”

Kise                 : “Mungkinkah... dengan Seirin!?”

Kasamatsu       : “Kita sudah bertanding dengan mereka beberapa hari yang lalu, ingat? Lalu, kau? Pekerjaan modelmu lagi?”

Kise                 : “Yap! Di Shuueisha, Jinbou-chou.”

Kasamatsu       : “Oh,begitu. Oke, jangan memaksakan diri, ya.”

Kise                 : “Siap! ...apa yang ada di tanganmu?”

Kasamatsu       : “Oh. Ini satu pack tisu yang kudapat dari sekitar sini.”

Kise                 : Kau bagi-bagi tisu, senpai!?”

Kasamatsu       : “Kenapa aku pergi ke Shibuya hanya untuk bagi-bagi tisu, Dungu!?"[memukul Kise]

Kise                 : [meringis]

Kasamatsu       : “Ada iklan untuk tempat belanja ini. Lihat, untuk tempat perbelanjaan bidang olahraga di lantai sepuluh.”

Kise                 : “Hm?” [baca iklan di tisu] “Ooh... Limited edition sepatu basket dengan... DISKON 80%!? Kesempatan yang sangat bagus!"

Kasamatsu       : “Benar, kan?”

Kise                 : “Kaptenku memang hebat! Ayo, pergi! Pergi!”

Kasamatsu       : “Hei, jangan menarikku!”


Kise                 : Kuroko no Basuke: Special CD. Featuring Kise Ryouta.


—Di dalam tempat perbelanjaan—

Kagami            : “Tempat ini besar sekali! Departemen olahraga di lantai berapa?”

Kuroko            : “Um…”

Kagami            : “Hm?”

Kuroko            : “Kagami-kun, kau datang ke sini untuk beli sepatu basket, kan?”

Kagami            : “Iya, sepatu lamaku sudah rusak.”

Kuroko            : “Jadi, kenapa aku harus ikut denganmu?”

Kagami            : “Karena ada banyak jenisnya untuk dipilih, dan aku tidak tahu yang mana! Ayo lihat... sepertinya departemen olahraga ada di lantai sepuluh. Hei, Kuroko! Jangan menghilang seperti biasa. Aku tidak bisa menemukanmu di kerumunan banyak orang ini. Tunggu, dia sudah menghilang! Barusan dia masih di sini!”

Kise                 : “Huh?”

Kasamatsu       : “Ada apa?”

Kise                 : “Lihat di sana. Bukannya itu Kurokocchi? Orang yang sedang melihat-lihat display kosmetik.”

Kasamatsu       : “Eh? Aku sama sekali tidak tahu.”

Kise                 : “Yap, itu Kurokocchi!” (lari mendekati Kuroko) “Hei~!”

Kuroko            : “Oh, Kise-kun.”

Kise                 : “Hei! Menyenangkan sekali bisa ketemu di sini!”

Kuroko            : “Lama tak jumpa.”

Kise                 : “Apa maksudmu? Kita baru ketemu beberapa hari yang lalu saat latih tanding!”

Kasamatsu       : “Yo.”

Kuroko            : “Kasamatsu-san! Terima kasih sekali lagi untuk hari sebelumnya.”

Kise                 : “Kenapa kau lebih senang melihatnya daripada aku!?”

Kuroko            : “Kenapa kalian di sini?”

Kasamatsu       : “Oh, ada beberapa keperluan.”

Kise                 : “Apa yang kau lakukan di departemen kosmetik? Ah—! Jangan-jangan...?”

Kuroko            : “Apa?”

Kise                 : “Kau beli hadiah untuk pacarmu!”

Kuroko            : “Aku tidak punya pacar. Hanya saja... Kagami-kun hilang di suatu tempat.”

Kagami            : [dari kejauhan] “Aah, akhirnya aku menemukanmu! Jangan menghilang dariku seperti itu!”

Kuroko            : “Kau yang menghilang, Kagami-kun.”

Kagami            : “Dilihat dari manapun, bukan aku! Tunggu, Kise!? Dan Kapten Kaijou? Kenapa kalian di sini?”

Kasamatsu       : “Sup.”

Kise                 : “Kagamicchi, sepertinya ada yang tersesat, ya?"

Kagami            : “Siapa juga yang tersesat, hah!? Dan jangan panggil aku 'Kagamicchi'!”

Kuroko            : “Itu caranya mengakuimu.”

Kise                 : “Betul sekali!”

Kagami            : “Tapi aku tidak suka!”

Kise                 : “Omong-omong, kalian tidak latihan hari ini?”

Kuroko            : “Tidak. Ada yang mau dibeli, Kagami-kun yang belanja, sih.”

Kagami            : “Mumpung kita di sini, kau harusnya beli beberapa juga.”

Kuroko            : “Ide bagus. Aku akan berubah pikiran setelah melihat-lihat.”

Kasamatsu       : “Apa kau ke sini untuk beli sepatu basket juga?”

Kagami            : “Ya.”

Kasamatsu       : “Kalau begitu, kami tidak akan membiarkan kalian mendahului kami... untuk membeli limited edition.”

Kagami            : “Hah?”

Kise                 : “Oh, aku mengerti. Kau jarang pergi, kan? Hehe.”

Kagami            : “A-apa maksudmu?”

Kuroko            : “Kau membuatku merinding.”

Kise                 : “Kau belum lupa, kan?”

Kuroko            : “Lupa apa?”

Kise                 : “Kau tahu, hal yang kita bicarakan beberapa hari yang lalu. Aku yakin, kalian ingat.”

Kuroko            : “Beberapa hari yang lalu?”
          
Kagami            : [ingat sesuatu] “Kuroko, kita harus kabur.”

Kuroko            : “Eh?”

Kagami            : “Sudah! Ayo, pergi!” [narik Kuroko]

Kuroko            : [kaget] “Sakit! Tolong lepaskan aku, Kagami-kun!”

Kagami            : “Sudah ayo, cepat!”

—Kuroko dan Kagami kabur—

Kise                 : “Eeeh?”

Kasamatsu       : “Kenapa itu?”

Kise                 : “Kenapa kalian melarikan diri? Tunggu—!” [mengejar duo Kagami dan Kuroko]

Kasamatsu       : “Hei, Kise! ...dan dia pergi. Geez, apa yang terjadi?” [teriak pada Kise] “Aku jadi pergi tanpamu, mengerti!?”


Kagami            : “Cepat, Kuroko!”

Kuroko            : “Apa yang terjadi denganmu, Kagami-kun?”

Kagami            : “Kita akan naik tangga dulu!”

Kise                 : “Kurokocchi! Tunggu!”

Kagami            : “Lihat, dia datang! Ayo ke atas pakai ekskalator!”

Kuroko            : “Tapi ini ekskalator ke bawah. Kau ingin memakainya?”

Kagami            : “Tak masalah! Biarkan saja! Oryaaaaa!” [lari ke atas dengan ekskalator ke bawah]

Kise                 : “Tunggu, seriusan!? Segitu inginnya kalian lari dariku? Kurokocchi~!”


Kagami            : [terengah-engah] “Untuk sekarang kita bisa kabur dari mereka.”

Kuroko            : “Kagami-kun, bisa tolong jelaskan apa yang terjadi?”

Kagami            : “Ada kemungkinan kita disuruh ganti rugi jika salah satu dari Kaijou menangkap kita.”

Kuroko            : “Eh?”

Kise                 : [dari kejauhan] “Kurokocchi! Kenapa kalian melarikan diri!?”

Kagami            : “Apa!? Kenapa dia masih mengejar kita?”

Kuroko            : “Karena kau ingin melakukan hal gila seperti lari di ekskalator yang terbalik.”

Kagami            : “Oke, selanjutnya kita pakai elevator!”

Kuroko            : “Lebih baik aku tidak ikut. Aku capek.”

Kagami            : “Ini bukan untuk ganti rugi. Tapi ini salahmu juga, tahu!”

Kuroko            : “Kenapa?”

Kagami            : “Lupakan! Sudah ayo cepat kabur!” [Kagami dan Kuroko kabur lagi]

Kise                 : “Aku takkan biarkan kalian kabur! Karena aku sudah latihan lari tiap hari sejak latih tanding kita!” [lari mengejar mereka]


—Suara dentingan elevator—

Kise                 : “Pintunya ditutup! Tunggu!” [pintu elevator tertutup]Aaah, aku kehilangan mereka. Mereka naik ke lantai atas... aku mengerti sekarang. Mereka mencoba beli sepatu limited edition sebelum Kapten dan aku membelinya! Aku akan naik ke lantai sepuluh dan menghentikan mereka! Oooooh—!” [lari lewat tangga darurat]

—Suara gemerisik—

Kagami            : “Apa dia sudah pergi?”

Kuroko            : “Ya.”

Kagami            : “Yosh! Kita sudah mengecohnya.”

Kuroko            : “Kenyataan soal Kise-kun yang berhasil dikecohkan dengan sebuah buku tulis yang bisa bergerak itu membuatku khawatir dengan masa depannya."

Kagami            : “Iya, ya.”

Kuroko            : “Bukankah kau harus secepatnya menjelaskan apa yang terjadi? Tidak biasanya kau lari dari masalah seperti ini.”

Kagami            : “Yaaa, ini tentang apa yang terjadi saat latih tanding.”

Kuroko            : “Eh?”

Kagami            : “Aku melakukan slam dunk dan menghancurkan keranjangnya, ingat?”

Kuroko            : “Oh... ya. Kau kesal karena mereka bilang kita hanya bisa pakai setengah lapangan untuk latih tandingnya.”

Kagami            : “Kau yang menghasutku, kan!?”

Kuroko            : “Dan lalu...?”

Kagami            : “Terus Pelatih mereka membentak. Dia sangat marah. Kapten bilang padaku, dia minta kita ganti rugi atas kerusakannya.”

Kuroko            : “Aku penasaran berapa harganya.”

Kagami            : “50.000 yen.”

Kuroko            : “Angka yang menakjubkan.”

Kagami            : “Mana mungkin aku bisa menggantinya. Maksudku, aku hanya anak SMA. Pelatih mereka hanya tidak terima kalau mereka kalah.”

Kuroko            : “Tapi Kagami-kun, kau selalu beli segunung hamburger dan sebagainya, jadi pastinya kau cukup kaya.”

Kagami            : “Aku tidak kaya! Ini dan itu beda!”

Kuroko            : “Begitu, ya...”

Kagami            : “Omong-omong, kita tak bisa membiarkan mereka menangkap kita. Mengerti? Itu berlaku juga padamu. Kesalahanmu karena sudah menghasutku.”

Kuroko            : “Itu... masalah.”


Kasamatsu       : “Hei, Kise!”

Kise                 : “Kapten!”

Kasamatsu       : “Cepat ke sini! Sepatunya keburu habis!”

Kise                 : “Kau lihat Kurokocchi?”

Kasamatsu       : “Tidak.”

Kise                 : “Ini aneh. Bukannya mereka mau beli sepatu limited edition juga?”

Kasamatsu       : “Kelihatannya mereka tidak tahu soal diskon.”

Kise                 : “Eeeh? Tapi ini tidak masuk akal! Kagamicchi sih tidak apa, tapi kenapa Kurokocchi ikut menghindariku? Aku jadi mau nangis!”

Kasamatsu       : “Dan aku tak peduli!”

Kise                 : “Ketika sesuatu makin memburuk, kita harus bertahan! Kapten, bantu aku!”

Kasamatsu       : “Hah? Kenapa aku?”

Kise                 : “Karena mereka mungkin menyembunyikan rahasia besar dari kita! Pastinya itu bahaya! Ayo, cepat!” [lari]

Kasamatsu       : [menghela napas] “Apa semua orang Generasi Keajaiban seperti ini? Tak ada gunanya memikirkan hal itu.” [lari mengikuti Kise]


Kagami            : “Oh? Jeans ini licin juga. Tunggu, bukan saatnya memikirkan hal itu.”

Kuroko            : “Kagami-kun.”

Kagami            : “Ya?”

Kuroko            : “Aku memikirkan sesuatu...”

Kagami            : “Tentang?”

Kuroko            : “Bagaimana kalau kita pergi saja? Kise-kun dan Kasamatsu-san tinggal di Kanagawa, jadi akhirnya mereka akan pulang juga.”

Kagami            : “Apa kau lupa kenapa kita ke sini?”

Kuroko            : “Aku tidak ada keperluan apa-apa di sini, jadi...”

Kagami            : “Sialan—! Setelah apa yang terjadi kau malah bilang begitu.”

Kise                 : [dari kejauhan] “Kalian tidak bisa lari lagi!”

Kuroko            : “Dia datang. Dan membawa Kasamatsu-san juga.”

Kagami            : “Mereka hanya tidak tahu kapan mereka harus menyerah, kan?”

Kise                 : “Kurokocchi~!”

Kuroko            : “Kenapa dia memanggilku (baca: mengejarku)? Padahal Kagami-kun yang melarikan diri.”

Kagami            : “Kubilang apa. Kau juga disalahkan secara tidak langsung!”

Kuroko            : “Hmm... Oke, aku punya rencana.”

Kagami            : “Oh? Apa itu?”

Kuroko            : “Tempat teraman untuk bersembunyi yaitu pohon di hutan.”

Kagami            : “...hah?”


Kise                 : “Apa...? Ini sangat aneh. Mereka seharusnya ada di sekitar sini... Ke mana mereka bersembunyi?”

Kasamatsu       : “Tak ada tempat untuk menyembunyikan badan sebesar Kagami. Kalau Kuroko beda cerita, mungkin.”

Kise                 : “Ada apa dengan manekin raksasa di toko khusus laki-laki itu? Mencolok sekali, dan aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Plus, rambutnya merah... Yaaa, mungkin hanya imajinasiku. Ayo jalan lagi, Kapten.”

Kasamatsu       : “Mana mungkin begitu!? Dilihat dari manapun itu Kagami!”

Kise                 : “Hua, benar!”

Kagami            : “Sial! Ini tidak berhasil, Kuroko!”

Kise                 : “Kurokocchi pasti juga ada di dekat sini. Dimana dia?”

Kagami            : “Di sini.”

Kise                 : “Eh? Dia tidak ada—!” [Kagami langsung lari] “—eh, AAA!”

Kagami            : “Hei, Booodoh! Tangkap aku kalau bisa!”

Kise                 : “Ini sudah mencapai batas kesabaranku! Tunggu aku, sial!” [lari mengejar Kagami]

Kasamatsu       : “Tahan dirimu, Kise! Dan kemana si Kuroko pergi? Yaaa, mencarinya itu pasti sia-sia. Mungkin.” [lari mengejar Kagami dan Kise]

Kuroko            : “Tapi aku... sejak tadi ada di sini...”


Kagami            : [terengah-engah] “Aku benar-benar lelah.”

Kuroko            : “Kagami-kun.”

Kagami            : “Whoa—! Berhenti muncul di belakangku!”

Kuroko            : “Aku selalu di belakangmu, kok.”

Kagami            : “Sial... Geh, mereka menyebalkan. Mereka sama buruknya denganmu saat tak ingin menyerah.”

Kuroko            : “Aku tersanjung.”

Kagami            : “Itu bukan pujian!”

Kuroko            : “Tapi apa yang harus kita lakukan sekarang? Rencana tadi mungkin tidak akan bekerja untuk kedua kalinya.”

Kagami            : “Dari awal rencanamu itu memang gagal.”

Kuroko            : “Lama-lama, mereka akan mengejar kita cepat atau lambat saat kita memikirkan rencana lain.”

Kagami            : “Kita harus memikirkan suatu rencana...”

Kise                 : [dari kejauhan] “Ahaha! Ketemu kau—!”

Kuroko            : “Lihat?”

Kagami            : “Uwaaaah!”

—Kagami dan Kuroko mulai lari—

Kuroko            : “Kagami-kun! Jalan ini menuju departemen pakaian dalam wanita, lho.”

Kagami            : “Aku tahu! Tapi kita harus melewatinya!”

Pelanggan wanita : “Aaaaah! Mesum!”

Kise                 : “Apa yang mereka pikirkan, sih!? Tak ada pilihan lain. Aku masuk—!"

Pelanggan wanita : “Aaaaah! Gantengnya!”

Kagami            : “Um, maaf, dua teriakan tadi beda banget! Dan Kuroko menghilang lagi!”

Kise                 : “Tunggu!”

Kasamatsu       : “Sampai kapan kalian begini!? Bagaimana soal sepatu limited edition-nya!?”

Kuroko            : “Padahal sudah kubilang... Aku di sini...”


Kagami            : [terengah-engah] “Aku sudah tidak kuat... Ini lebih buruk daripada lari sprint kita kemarin. Dan... dimana aku? Departemen outdoor!? Padahal yang kumau hanya beli sepasang sepatu basket..."

Kuroko            : [berbisik dari suatu tempat] “Kagami-kun.”

Kagami            : “Hah?”

Kuroko            : [berbisik lagi] “Kagami-kun, di dalam.”

Kagami            : “Apa? Eh? Dimana kau?”

—Suara resleting terbuka—

Kuroko            : “Di sini.”

Kagami            : “Di dalam tenda!?”

Kuroko            : “Seharusnya kita aman di sini. Ayo masuk lalu memikirkan rencana lain.”

Kagami            : “Mau bagaimana lagi.” [masuk ke dalam dan menutup resleting tenda] “Hei, bukannya di sini panas?”

Kuroko            : “Itu karena kau kebesaran, Kagami-kun. Mohon bersabar.”

Kagami            : “Sial. Jadi, apa yang akan kita lakukan?”

Kuroko            : “Shhh! Mereka datang.”

Kagami            : “Eh?”

—Terdengar suara langkah kaki mendekat—

Kise                 : “Ini sangat aneh. Instingku bilang kalau mereka mungkin ada di sekitar sini..."

Kasamatsu       : “Insting macam apa itu?”

Kagami            : “Ini buruk! Mereka akan menemukan kita! Mereka akan menyuruhku membayar 50.000 yen!”

Kuroko            : “Tenanglah! Mereka tak bisa melihat kita dari luar.”

Kagami            : “Tapi—”

Kise                 : “Kurokocchi dan Kagamicchi kejam sekali...”

Kasamatsu       : “Bukannya sudah cukup? Mereka pasti membencimu.”

Kise                 : “Jangan bicara gamblang gitu, dong! Itu menyakitkan, tahu!”

Kasamatsu       : “Tunggu, bukannya kau mengatakan sesuatu pada mereka sebelumnya?”

Kise                 : “Eh? Hmm... Apa yang kukatakan...? Oh, benar! Aku bilang, 'kau tidak lupa tentang apa yang kita bicarakan waktu itu, kan?’”

Kasamatsu       : “Aku tidak tahu kenapa, tapi setelah kau bilang begitu, muka Kagami jadi pucat dan mereka pergi.”

Kise                 : “Benarkah?”

Kasamatsu       : “Apa maksudmu mengatakan hal itu?”

Kise                 : “Aku tidak akan pernah lupa untuk membalas kekalahanku!”

Kasamatsu       : “Oh...! Mungkinkah...”

Kise                 : “Eh?”

Kasamatsu       : “Itu, lho. Saat latih tanding, Pelatih emosi dan bilang pada mereka untuk mengganti ring yang rusak?”

Kise                 : “Iya.”

Kasamatsu       : “Mungkin saja ‘kan Kagami salah paham tentang apa yang kau katakan.”

Kise                 : “Eh!? Jadi, karena itu!?”

Kasamatsu       : “Kita sudah membicarakannya dengan Kepala Sekolah mereka dan menyelesaikan semuanya. Dari awal, kita memaksakan untuk tetap pakai yang lama. Nyatanya, kita harus berterimakasih karena dia sudah merusaknya sebelum terjadi kecelakaan fatal. Mungkin Pelatih mereka tidak bilang tentang apa yang terjadi.”

Kise                 : Bohong~! Jadi itu alasannya mereka kabur dariku!?”

Kagami            : “Jadi, itu yang terjadi... Tunggu, kenapa kau melihatku begitu, Kuroko?”

Kuroko            : “Bukan apa-apa.”

Kagami            : “Jangan melihatku seperti itu! Ini menjelaskan semuanya, kan?”

Kuroko            : “...bukan apa-apa.”

Kasamatsu       : “Ya, lain kali kalau kita ketemu lagi, kita bisa jelaskan apa yang terjadi. Tapi yang lebih penting lagi, kalau kita tidak buru-buru—"

—Suara loadspeaker department store—

Pengumuman  : “Kami punya pengumuman untuk pelanggan kami. Sekedar informasi, sepatu limited edition di departemen olahraga lantai sepuluh sudah habis terjual dan sekarang sudah berakhir.”

Kasamatsu       : Kiiiiseeeee—!”

Kise                 : “Uh…ya?”

Kasamatsu       : “Karenamu kita kehilangan kesempatan kita! Dan ini semua salahmu! Makan ini! Tendangan maut!”

—Kasamatsu menendang Kise yang menabrak tenda tempat persembunyian Kagami dan Kuroko—

Kise                 : “Gaaaah!”

Kagami            : “Ack!”

Kise                 : “Ouch—! Ahh, barusan aku mendengar suara...” [gemerisik tenda] “Tunggu, apa? Ada seseorang di dalam tenda!”

Kagami            : “Ow... Apa yang kau lakukan!? Sakit, sialan!”

Kise                 : “Aaaah—!”

Kuroko            : “Kagami-kun, tolong keluar dari tenda. Kau memblok pintu keluar.”

Kagami            : “Diamlah!”

Kise                 : “Kurokocchi dan Kagamicchi?!”

Kasamatsu       : “Jadi, di situ kalian bersembunyi?”

Kagami            : “Jangan bilang seolah kami bersembunyi darimu. Dengar, Kise. Kita tidak melarikan diri, mengerti? Kami hanya berpikir sepatu basketnya akan habis kalau kami tidak cepat-cepat ke sana.”

Kise                 : “Eh? Jadi, itu alasannya?”

Kuroko            : “Bukan itu. Kagami-kun mengira kalian menyuruhnya mengganti ring yang rusak. Makanya kami melarikan diri dari kalian.”

Kagami            : “!? Hei, Kuroko, sialan kau!”

Kise                 : “Benarkah? Tapi mana mungkin aku bicara soal itu! Aku hampir nangis karena kupikir kalian membenciku! Dan sekarang aku nangis lagi karena lega...”

Kagami            : “Heh... Dasar aneh.”

Kuroko            : “Maafkan aku, Kise-kun. Aku hanya ikut dibawa kabur.”

Kise                 : “Itu bohong, dan kau tahu itu! Kau terlalu serius, kan? Maksudku, kau terus menghilang saat kami hampir menangkapmu.”

Kagami            : “Karena itu keahlian spesialnya.”

Kasamatsu       : “Benar sekali. Gara-gara itu kami jadi kewalahan selama di pertandingan.”

Kuroko            : “Terima kasih (atas pujiannya).”

Kise                 : “Hei, Kurokocchi.”

Kuroko            : “Ada apa?”

Kise                 : “Aku akan melakukannya.”

Kuroko            : “Melakukan apa?”

Kise                 : “Basket, tentu saja.”

Kuroko            : “Ha...h.”

Kise                 : “Kekalahan kami sebelumnya membuatku sadar. Sampai sekarang, aku bisa menang tanpa harus mengeluarkan semua kemampuanku. Aku tidak pernah kalah sebelumnya.”

Kagami            : “Kise.”

Kise                 : “Selama itu tentang basket, aku tak ingin kalah lagi dari siapapun. Jadi, aku akan berlatih lebih keras lagi dan membalasmu, Kurokocchi.”

Kagami            : “Bagaimana denganku?”

Kuroko            : “Aku tak bisa meminta lebih dari ini, Kise-kun.”

Kise                 : “Aku mengerti!”

Kasamatsu       : “Yaaa, kita berhasil menyelesaikan kesalahpahaman ini. Jadi, kupikir ini berakhir dengan baik. Walau tak ada satu pun di antara kita yang bisa membeli sepatu basket.”

Kise                 : “Maaf...”

Kasamatsu       : “Karena kita sudah di sini, kenapa kita tidak makan ramen bareng atau semacamnya?”

Kagami            : “Oh! Aku setuju!”

Kise                 : “Hehehe. Ayo pergi, Kurokocchi!”

Kuroko            : “Aku ingin ikut, tapi...”

Yang lainnya   : “Hah?”

Kuroko            : “Lihat. Gara-gara tabrakan tadi, tendanya jadi...”

Kise                 : “Ah.”

Kagami            : “Benar-benar rusak.”

—Suara peluit khas satpam keamanan—

Kuroko            : “Dan ada penjaga keamanan jalan ke sini.”

Kise                 : “Aaaah...!”

Kagami            : “Jangan bilang soal...”

Kasamatsu       : “...membayar kerusakannya!?”

Kagami            : “Jadi, aku masih belum lepas! Aku bilang 'kan kalau aku tidak punya uang!”

Kise                 : Oh nooo~!”


—Di sudut jalan luar department store—

Kagami            : “Silahkan tisunya...”

Kasamatsu       : “Kami dari Nanbu Department Store! Silahkan tisunya! Hei, kenapa aku datang ke Shibuya hanya untuk bagi-bagi tisu ini, Dungu!?"

Kagami            : “Bukannya ini karena kau menendang Kise?”

Kasamatsu       : “Kenapa jadi salahku!?”

Kagami            : “Lain kali perhatikan dimana kau melakukannya! ...Sir.”

Kasamatsu       : “Apaan itu? Dan lagi, anak itu ternyata bisa juga.”

Kise                 : “Kami adakan diskon di departemen pakaian wanita! Ini, silahkan tisunya!”

Pejalan kaki wanita : “Aaah! Tolong ambilkan satu lagi!”

Kagami            : “Bukannya itu sudah panggilannya (pekerjaan Kise) yang sebenarnya?”

Kasamatsu       : “Ya, benar.”

Kuroko            : “Tisunya. Tisunya. Permisi, silahkan tisunya. Silahkan tisunya. Apa yang harus kulakukan? Tak ada yang menyadari (keberadaan)ku.”

Kagami            : “Bagaimana bisa kau setidakberguna itu!?”

Kuroko            : “Aku sudah berusaha.”

Kagami            : “Kita tidak bisa pulang sebelum menyelesaikan ini!”

Kuroko            : “Aku bisa pulang dari tadi. Ini tidak akan terjadi kalau Kagami-kun tidak salah paham.”

Kagami            : “Jangan bilang soal itu! Jangan ingatkan aku—!”

Kise                 : [tertawa] ”Kurokocchi! Sepertinya aku yang akan menang kali ini.”

Kasamatsu       : “Di saat begini, masih saja balas dendam!”

Kise                 : “Silahkan tisunya! Terima kasih! Oh, kau kembali lagi, Nona? Terima kasih~! Silahkan tisunya!”

~ END ~

Sumber Translator : ARIGATOU GOZAIMASU!!
http://grimmfeather.wordpress.com/
http://violinic.tumblr.com/

Note :
LOHAAAAAA!! >_<
Ini dia volume keduanya~
:3 Sebenarnya ini sudah lama selesai tapi baru ada waktu sekarang (pas UAS lagi) untuk mengedit dan mem-publish-nya di blog. Mungkin sudah ada yang menerjemahkannya ke bahasa Indonesia selain saya, tapi yaaa saya sekalian belajar mengasah kemampuan menerjemah saya yang lumayan pas-pasan ini. Ehehe, well, kalau ada yang ganjil plus aneh, tolong dimaklumi ya. ^^

Dari volume kedua season satu ini, pendapat saya sih, "Apa Kise-kun sebodoh itu? -_-" 

Ya abis, jelas-jelas manekinnya itu Kagami masa dia bilang hanya imajinasinya... Gak bisa bedain mana manusia asli dan manekin apa, ya? -_- Tapi itu lucu, sih. Bikin emesh si Kasamatsunya juga, wk! Salut deh sama Kapten Kaijou yang milih bantu Kise-kun daripada ngambil kesempatan diskon limited edtion sepatu basket. :3

Komentar, kritik, saran, bisa dituang di kolom komentar, minna! :)
Sore ja!! Bye, bye!!
CHAU!!

Tidak ada komentar: