"Kurokocchi—!? Kenapa kau terus melarikan diri dariku—!?"
Cover KnB CD Season 1 volume 2 |
—Suara khas tengah kota—
Kise : “Sudah lama aku tidak ke
Shibuya. Dan di sini jadi makin ramai. Oh, Nanbu Department Store? Karena sudah
di sini, aku mungkin akan mampir dan beli beberapa baju atau semacamnya...”
Kasamatsu : “Kise?”
Kise : “Ah? Kapten!”
Kasamatsu : “Apa yang kau lakukan di sini?”
Kise : “Sama denganmu, Kapten!”
Kasamatsu : “Aku harus menyiapkan pertandingan kita
untuk Minggu depan.”
Kise : “Mungkinkah... dengan Seirin!?”
Kasamatsu : “Kita sudah bertanding dengan mereka
beberapa hari yang lalu, ingat? Lalu, kau? Pekerjaan modelmu lagi?”
Kise : “Yap! Di Shuueisha, Jinbou-chou.”
Kasamatsu : “Oh,begitu. Oke, jangan memaksakan
diri, ya.”
Kise : “Siap! ...apa yang ada di
tanganmu?”
Kasamatsu : “Oh. Ini satu pack tisu yang kudapat
dari sekitar sini.”
Kise : “Kau bagi-bagi tisu, senpai!?”
Kasamatsu : “Kenapa aku pergi ke Shibuya hanya
untuk bagi-bagi tisu, Dungu!?"[memukul Kise]
Kise : [meringis]
Kasamatsu : “Ada iklan untuk tempat belanja ini.
Lihat, untuk tempat perbelanjaan bidang olahraga di lantai sepuluh.”
Kise : “Hm?” [baca iklan di tisu]
“Ooh... Limited edition sepatu basket dengan... DISKON 80%!? Kesempatan yang
sangat bagus!"
Kasamatsu : “Benar, kan?”
Kise : “Kaptenku memang hebat! Ayo,
pergi! Pergi!”
Kasamatsu : “Hei, jangan menarikku!”
Kise : Kuroko no Basuke:
Special CD. Featuring Kise Ryouta.
—Di dalam tempat perbelanjaan—
Kagami : “Tempat ini besar sekali!
Departemen olahraga di lantai berapa?”
Kuroko : “Um…”
Kagami : “Hm?”
Kuroko : “Kagami-kun, kau datang ke sini
untuk beli sepatu basket, kan?”
Kagami : “Iya, sepatu lamaku sudah rusak.”
Kuroko : “Jadi, kenapa aku harus ikut
denganmu?”
Kagami : “Karena ada banyak jenisnya untuk
dipilih, dan aku tidak tahu yang mana! Ayo lihat... sepertinya departemen
olahraga ada di lantai sepuluh. Hei, Kuroko! Jangan menghilang seperti biasa.
Aku tidak bisa menemukanmu di kerumunan banyak orang ini. Tunggu, dia sudah
menghilang! Barusan dia masih di sini!”
Kise : “Huh?”
Kasamatsu : “Ada apa?”
Kise : “Lihat di sana. Bukannya itu
Kurokocchi? Orang yang sedang melihat-lihat display kosmetik.”
Kasamatsu : “Eh? Aku sama sekali tidak tahu.”
Kise : “Yap, itu Kurokocchi!” (lari
mendekati Kuroko) “Hei~!”
Kuroko : “Oh, Kise-kun.”
Kise : “Hei! Menyenangkan sekali
bisa ketemu di sini!”
Kuroko : “Lama tak jumpa.”
Kise : “Apa maksudmu? Kita baru
ketemu beberapa hari yang lalu saat latih tanding!”
Kasamatsu : “Yo.”
Kuroko : “Kasamatsu-san! Terima kasih
sekali lagi untuk hari sebelumnya.”
Kise : “Kenapa kau lebih senang
melihatnya daripada aku!?”
Kuroko : “Kenapa kalian di sini?”
Kasamatsu : “Oh, ada beberapa keperluan.”
Kise : “Apa yang kau lakukan di
departemen kosmetik? Ah—! Jangan-jangan...?”
Kuroko : “Apa?”
Kise : “Kau beli hadiah untuk
pacarmu!”
Kuroko : “Aku tidak punya pacar. Hanya
saja... Kagami-kun hilang di suatu tempat.”
Kagami : [dari kejauhan] “Aah,
akhirnya aku menemukanmu! Jangan menghilang dariku seperti itu!”
Kuroko : “Kau yang menghilang, Kagami-kun.”
Kagami : “Dilihat dari manapun, bukan aku!
Tunggu, Kise!? Dan Kapten Kaijou? Kenapa kalian di sini?”
Kasamatsu : “Sup.”
Kise : “Kagamicchi, sepertinya ada
yang tersesat, ya?"
Kagami : “Siapa juga yang tersesat, hah!?
Dan jangan panggil aku 'Kagamicchi'!”
Kuroko : “Itu caranya mengakuimu.”
Kise : “Betul sekali!”
Kagami : “Tapi aku tidak suka!”
Kise : “Omong-omong, kalian tidak
latihan hari ini?”
Kuroko : “Tidak. Ada yang mau dibeli, Kagami-kun
yang belanja, sih.”
Kagami : “Mumpung kita di sini, kau
harusnya beli beberapa juga.”
Kuroko : “Ide bagus. Aku akan berubah
pikiran setelah melihat-lihat.”
Kasamatsu : “Apa kau ke sini untuk beli sepatu
basket juga?”
Kagami : “Ya.”
Kasamatsu : “Kalau begitu, kami tidak akan
membiarkan kalian mendahului kami... untuk membeli limited edition.”
Kagami : “Hah?”
Kise : “Oh, aku mengerti. Kau jarang
pergi, kan? Hehe.”
Kagami : “A-apa maksudmu?”
Kuroko : “Kau membuatku merinding.”
Kise : “Kau belum lupa, kan?”
Kuroko : “Lupa apa?”
Kise : “Kau tahu, hal yang kita
bicarakan beberapa hari yang lalu. Aku yakin, kalian ingat.”
Kuroko : “Beberapa hari yang lalu?”
Kagami : [ingat sesuatu] “Kuroko, kita harus kabur.”
Kuroko : “Eh?”
Kagami : “Sudah! Ayo, pergi!” [narik Kuroko]
Kuroko : [kaget] “Sakit! Tolong lepaskan aku, Kagami-kun!”
Kagami : “Sudah ayo, cepat!”
—Kuroko
dan Kagami kabur—
Kise : “Eeeh?”
Kasamatsu : “Kenapa itu?”
Kise : “Kenapa kalian melarikan
diri? Tunggu—!” [mengejar duo Kagami dan Kuroko]
Kasamatsu : “Hei, Kise! ...dan dia pergi. Geez, apa
yang terjadi?” [teriak pada Kise] “Aku
jadi pergi tanpamu, mengerti!?”
Kagami : “Cepat, Kuroko!”
Kuroko : “Apa yang terjadi denganmu,
Kagami-kun?”
Kagami : “Kita akan naik tangga dulu!”
Kise : “Kurokocchi! Tunggu!”
Kagami : “Lihat, dia datang! Ayo ke atas
pakai ekskalator!”
Kuroko : “Tapi ini ekskalator ke bawah. Kau
ingin memakainya?”
Kagami : “Tak masalah! Biarkan saja! Oryaaaaa!” [lari ke atas dengan
ekskalator ke bawah]
Kise : “Tunggu, seriusan!? Segitu inginnya kalian lari dariku? Kurokocchi~!”
Kagami : [terengah-engah] “Untuk
sekarang kita bisa kabur dari mereka.”
Kuroko : “Kagami-kun, bisa tolong jelaskan
apa yang terjadi?”
Kagami : “Ada kemungkinan kita disuruh
ganti rugi jika salah satu dari Kaijou menangkap kita.”
Kuroko : “Eh?”
Kise : [dari kejauhan] “Kurokocchi!
Kenapa kalian melarikan diri!?”
Kagami : “Apa!? Kenapa dia masih mengejar
kita?”
Kuroko : “Karena kau ingin melakukan hal
gila seperti lari di ekskalator yang terbalik.”
Kagami : “Oke, selanjutnya kita pakai
elevator!”
Kuroko : “Lebih baik aku tidak ikut. Aku
capek.”
Kagami : “Ini bukan untuk ganti rugi. Tapi
ini salahmu juga, tahu!”
Kuroko : “Kenapa?”
Kagami : “Lupakan! Sudah ayo cepat kabur!” [Kagami
dan Kuroko kabur lagi]
Kise : “Aku takkan biarkan kalian kabur! Karena aku
sudah latihan lari tiap hari sejak latih tanding kita!” [lari mengejar
mereka]
—Suara dentingan elevator—
Kise : “Pintunya ditutup! Tunggu!” [pintu
elevator tertutup] “Aaah, aku
kehilangan mereka. Mereka naik ke lantai atas... aku mengerti sekarang. Mereka
mencoba beli sepatu limited edition sebelum Kapten dan aku membelinya! Aku akan
naik ke lantai sepuluh dan menghentikan mereka! Oooooh—!” [lari lewat tangga
darurat]
—Suara gemerisik—
Kagami : “Apa dia sudah pergi?”
Kuroko : “Ya.”
Kagami : “Yosh! Kita sudah mengecohnya.”
Kuroko : “Kenyataan soal Kise-kun yang berhasil
dikecohkan dengan sebuah buku tulis yang bisa bergerak itu membuatku khawatir
dengan masa depannya."
Kagami : “Iya, ya.”
Kuroko : “Bukankah kau harus secepatnya
menjelaskan apa yang terjadi? Tidak biasanya kau lari dari masalah seperti ini.”
Kagami : “Yaaa, ini tentang apa yang
terjadi saat latih tanding.”
Kuroko : “Eh?”
Kagami
: “Aku melakukan slam dunk dan
menghancurkan keranjangnya, ingat?”
Kuroko : “Oh... ya. Kau kesal karena mereka
bilang kita hanya bisa pakai setengah lapangan untuk latih tandingnya.”
Kagami : “Kau yang menghasutku, kan!?”
Kuroko : “Dan lalu...?”
Kagami : “Terus Pelatih mereka membentak.
Dia sangat marah. Kapten bilang padaku, dia minta kita ganti rugi atas
kerusakannya.”
Kuroko : “Aku penasaran berapa harganya.”
Kagami : “50.000 yen.”
Kuroko : “Angka yang menakjubkan.”
Kagami : “Mana mungkin aku bisa
menggantinya. Maksudku, aku hanya anak SMA. Pelatih mereka hanya tidak terima
kalau mereka kalah.”
Kuroko : “Tapi Kagami-kun, kau selalu beli
segunung hamburger dan sebagainya, jadi pastinya kau cukup kaya.”
Kagami : “Aku tidak kaya! Ini dan itu
beda!”
Kuroko : “Begitu, ya...”
Kagami : “Omong-omong, kita tak bisa
membiarkan mereka menangkap kita. Mengerti? Itu berlaku juga padamu.
Kesalahanmu karena sudah menghasutku.”
Kuroko : “Itu... masalah.”
Kasamatsu : “Hei, Kise!”
Kise : “Kapten!”
Kasamatsu : “Cepat ke sini! Sepatunya keburu habis!”
Kise : “Kau lihat Kurokocchi?”
Kasamatsu : “Tidak.”
Kise : “Ini aneh. Bukannya mereka
mau beli sepatu limited edition juga?”
Kasamatsu : “Kelihatannya mereka tidak tahu soal
diskon.”
Kise : “Eeeh? Tapi ini tidak masuk
akal! Kagamicchi sih tidak apa, tapi kenapa Kurokocchi ikut menghindariku? Aku
jadi mau nangis!”
Kasamatsu : “Dan aku tak peduli!”
Kise : “Ketika sesuatu makin
memburuk, kita harus bertahan! Kapten, bantu aku!”
Kasamatsu : “Hah? Kenapa aku?”
Kise : “Karena mereka mungkin
menyembunyikan rahasia besar dari kita! Pastinya itu bahaya! Ayo, cepat!” [lari]
Kasamatsu : [menghela napas] “Apa semua
orang Generasi Keajaiban seperti ini? Tak ada gunanya memikirkan hal itu.” [lari mengikuti Kise]
Kagami : “Oh? Jeans ini licin juga. Tunggu,
bukan saatnya memikirkan hal itu.”
Kuroko : “Kagami-kun.”
Kagami : “Ya?”
Kuroko : “Aku memikirkan sesuatu...”
Kagami : “Tentang?”
Kuroko : “Bagaimana kalau kita pergi saja?
Kise-kun dan Kasamatsu-san tinggal di Kanagawa, jadi akhirnya mereka akan
pulang juga.”
Kagami : “Apa kau lupa kenapa kita ke
sini?”
Kuroko : “Aku tidak ada keperluan apa-apa
di sini, jadi...”
Kagami : “Sialan—! Setelah apa yang terjadi
kau malah bilang begitu.”
Kise : [dari kejauhan] “Kalian
tidak bisa lari lagi!”
Kuroko : “Dia datang. Dan membawa
Kasamatsu-san juga.”
Kagami : “Mereka hanya tidak tahu kapan
mereka harus menyerah, kan?”
Kise : “Kurokocchi~!”
Kuroko : “Kenapa dia memanggilku (baca:
mengejarku)? Padahal Kagami-kun yang melarikan diri.”
Kagami : “Kubilang apa. Kau juga disalahkan
secara tidak langsung!”
Kuroko : “Hmm... Oke, aku punya rencana.”
Kagami : “Oh? Apa itu?”
Kuroko : “Tempat teraman untuk bersembunyi
yaitu pohon di hutan.”
Kagami : “...hah?”
Kise : “Apa...? Ini sangat aneh.
Mereka seharusnya ada di sekitar sini... Ke mana mereka bersembunyi?”
Kasamatsu : “Tak ada tempat untuk menyembunyikan
badan sebesar Kagami. Kalau Kuroko beda cerita, mungkin.”
Kise : “Ada apa dengan manekin
raksasa di toko khusus laki-laki itu? Mencolok sekali, dan aku merasa pernah
melihatnya di suatu tempat. Plus, rambutnya merah... Yaaa, mungkin hanya imajinasiku.
Ayo jalan lagi, Kapten.”
Kasamatsu : “Mana mungkin begitu!? Dilihat dari
manapun itu Kagami!”
Kise : “Hua, benar!”
Kagami : “Sial! Ini tidak berhasil,
Kuroko!”
Kise : “Kurokocchi pasti juga ada di
dekat sini. Dimana dia?”
Kagami : “Di sini.”
Kise : “Eh? Dia tidak ada—!” [Kagami langsung lari] “—eh, AAA!”
Kagami : “Hei, Booodoh! Tangkap aku kalau
bisa!”
Kise : “Ini sudah mencapai batas kesabaranku! Tunggu aku, sial!” [lari
mengejar Kagami]
Kasamatsu : “Tahan
dirimu, Kise! Dan kemana si Kuroko pergi? Yaaa, mencarinya itu pasti sia-sia.
Mungkin.” [lari mengejar Kagami dan Kise]
Kuroko : “Tapi aku... sejak tadi ada di
sini...”
Kagami : [terengah-engah] “Aku
benar-benar lelah.”
Kuroko : “Kagami-kun.”
Kagami : “Whoa—! Berhenti muncul di
belakangku!”
Kuroko : “Aku selalu di belakangmu, kok.”
Kagami : “Sial... Geh, mereka menyebalkan.
Mereka sama buruknya denganmu saat tak ingin menyerah.”
Kuroko : “Aku tersanjung.”
Kagami : “Itu bukan pujian!”
Kuroko : “Tapi apa yang harus kita lakukan
sekarang? Rencana tadi mungkin tidak akan bekerja untuk kedua kalinya.”
Kagami : “Dari awal rencanamu itu memang
gagal.”
Kuroko : “Lama-lama, mereka akan mengejar
kita cepat atau lambat saat kita memikirkan rencana lain.”
Kagami : “Kita harus memikirkan suatu
rencana...”
Kise : [dari kejauhan] “Ahaha! Ketemu kau—!”
Kuroko : “Lihat?”
Kagami : “Uwaaaah!”
—Kagami dan Kuroko mulai lari—
Kuroko : “Kagami-kun! Jalan ini menuju departemen
pakaian dalam wanita, lho.”
Kagami : “Aku tahu! Tapi kita harus
melewatinya!”
Pelanggan
wanita : “Aaaaah! Mesum!”
Kise : “Apa yang mereka pikirkan,
sih!? Tak ada pilihan lain. Aku masuk—!"
Pelanggan
wanita : “Aaaaah! Gantengnya!”
Kagami : “Um, maaf, dua teriakan tadi beda
banget! Dan Kuroko menghilang lagi!”
Kise : “Tunggu!”
Kasamatsu : “Sampai kapan kalian begini!? Bagaimana
soal sepatu limited edition-nya!?”
Kuroko : “Padahal sudah kubilang... Aku di
sini...”
Kagami : [terengah-engah] “Aku sudah
tidak kuat... Ini lebih buruk daripada lari sprint kita kemarin. Dan... dimana
aku? Departemen outdoor!? Padahal yang kumau hanya beli sepasang sepatu
basket..."
Kuroko : [berbisik dari suatu tempat]
“Kagami-kun.”
Kagami : “Hah?”
Kuroko : [berbisik lagi] “Kagami-kun,
di dalam.”
Kagami : “Apa? Eh? Dimana kau?”
—Suara resleting terbuka—
Kuroko : “Di sini.”
Kagami : “Di dalam tenda!?”
Kuroko : “Seharusnya kita aman di sini. Ayo
masuk lalu memikirkan rencana lain.”
Kagami : “Mau bagaimana lagi.” [masuk ke dalam dan menutup resleting tenda]
“Hei, bukannya di sini panas?”
Kuroko : “Itu karena kau kebesaran,
Kagami-kun. Mohon bersabar.”
Kagami : “Sial. Jadi, apa yang akan kita
lakukan?”
Kuroko : “Shhh! Mereka datang.”
Kagami : “Eh?”
—Terdengar suara langkah kaki mendekat—
Kise : “Ini sangat aneh. Instingku
bilang kalau mereka mungkin ada di sekitar sini..."
Kasamatsu : “Insting macam apa itu?”
Kagami : “Ini buruk! Mereka akan menemukan
kita! Mereka akan menyuruhku membayar 50.000 yen!”
Kuroko : “Tenanglah! Mereka tak bisa
melihat kita dari luar.”
Kagami : “Tapi—”
Kise : “Kurokocchi dan Kagamicchi
kejam sekali...”
Kasamatsu : “Bukannya sudah cukup? Mereka pasti
membencimu.”
Kise : “Jangan bicara gamblang gitu,
dong! Itu menyakitkan, tahu!”
Kasamatsu : “Tunggu, bukannya kau mengatakan sesuatu
pada mereka sebelumnya?”
Kise : “Eh? Hmm... Apa yang
kukatakan...? Oh, benar! Aku bilang, 'kau tidak lupa tentang apa yang kita
bicarakan waktu itu, kan?’”
Kasamatsu : “Aku tidak tahu kenapa, tapi setelah
kau bilang begitu, muka Kagami jadi pucat dan mereka pergi.”
Kise : “Benarkah?”
Kasamatsu : “Apa maksudmu mengatakan hal itu?”
Kise : “Aku tidak akan pernah lupa
untuk membalas kekalahanku!”
Kasamatsu : “Oh...! Mungkinkah...”
Kise : “Eh?”
Kasamatsu : “Itu, lho. Saat latih tanding, Pelatih
emosi dan bilang pada mereka untuk mengganti ring yang rusak?”
Kise : “Iya.”
Kasamatsu : “Mungkin saja ‘kan Kagami salah paham
tentang apa yang kau katakan.”
Kise : “Eh!? Jadi, karena itu!?”
Kasamatsu : “Kita sudah membicarakannya dengan
Kepala Sekolah mereka dan menyelesaikan semuanya. Dari awal, kita memaksakan
untuk tetap pakai yang lama. Nyatanya, kita harus berterimakasih karena dia
sudah merusaknya sebelum terjadi kecelakaan fatal. Mungkin Pelatih mereka tidak
bilang tentang apa yang terjadi.”
Kise : “Bohong~! Jadi itu alasannya
mereka kabur dariku!?”
Kagami : “Jadi, itu yang terjadi... Tunggu,
kenapa kau melihatku begitu, Kuroko?”
Kuroko : “Bukan apa-apa.”
Kagami : “Jangan melihatku seperti itu! Ini
menjelaskan semuanya, kan?”
Kuroko : “...bukan apa-apa.”
Kasamatsu : “Ya, lain kali kalau kita ketemu lagi,
kita bisa jelaskan apa yang terjadi. Tapi yang lebih penting lagi, kalau kita
tidak buru-buru—"
—Suara
loadspeaker department store—
Pengumuman : “Kami punya pengumuman untuk pelanggan kami.
Sekedar informasi, sepatu limited edition di departemen olahraga lantai sepuluh
sudah habis terjual dan sekarang sudah berakhir.”
Kasamatsu : “Kiiiiseeeee—!”
Kise : “Uh…ya?”
Kasamatsu : “Karenamu
kita kehilangan kesempatan kita! Dan ini semua salahmu! Makan ini! Tendangan
maut!”
—Kasamatsu menendang Kise yang menabrak tenda
tempat persembunyian Kagami dan Kuroko—
Kise : “Gaaaah!”
Kagami : “Ack!”
Kise : “Ouch—! Ahh, barusan aku
mendengar suara...” [gemerisik tenda]
“Tunggu, apa? Ada seseorang di dalam tenda!”
Kagami : “Ow... Apa yang kau lakukan!?
Sakit, sialan!”
Kise : “Aaaah—!”
Kuroko : “Kagami-kun, tolong keluar dari tenda.
Kau memblok pintu keluar.”
Kagami : “Diamlah!”
Kise : “Kurokocchi dan Kagamicchi?!”
Kasamatsu : “Jadi, di situ kalian bersembunyi?”
Kagami : “Jangan bilang seolah kami
bersembunyi darimu. Dengar, Kise. Kita tidak melarikan diri, mengerti? Kami
hanya berpikir sepatu basketnya akan habis kalau kami tidak cepat-cepat ke
sana.”
Kise : “Eh? Jadi, itu alasannya?”
Kuroko : “Bukan itu. Kagami-kun mengira
kalian menyuruhnya mengganti ring yang rusak. Makanya kami melarikan diri dari
kalian.”
Kagami : “!? Hei, Kuroko, sialan kau!”
Kise : “Benarkah? Tapi mana mungkin
aku bicara soal itu! Aku hampir nangis karena kupikir kalian membenciku! Dan
sekarang aku nangis lagi karena lega...”
Kagami : “Heh... Dasar aneh.”
Kuroko : “Maafkan aku, Kise-kun. Aku hanya
ikut dibawa kabur.”
Kise : “Itu bohong, dan kau tahu
itu! Kau terlalu serius, kan? Maksudku, kau terus menghilang saat kami hampir
menangkapmu.”
Kagami : “Karena itu keahlian spesialnya.”
Kasamatsu : “Benar sekali. Gara-gara itu kami jadi
kewalahan selama di pertandingan.”
Kuroko : “Terima kasih (atas pujiannya).”
Kise : “Hei, Kurokocchi.”
Kuroko : “Ada apa?”
Kise : “Aku akan melakukannya.”
Kuroko : “Melakukan apa?”
Kise : “Basket, tentu saja.”
Kuroko : “Ha...h.”
Kise : “Kekalahan kami sebelumnya
membuatku sadar. Sampai sekarang, aku bisa menang tanpa harus mengeluarkan
semua kemampuanku. Aku tidak pernah kalah sebelumnya.”
Kagami : “Kise.”
Kise : “Selama itu tentang basket,
aku tak ingin kalah lagi dari siapapun. Jadi, aku akan berlatih lebih keras
lagi dan membalasmu, Kurokocchi.”
Kagami : “Bagaimana denganku?”
Kuroko : “Aku tak bisa meminta lebih dari
ini, Kise-kun.”
Kise : “Aku mengerti!”
Kasamatsu : “Yaaa, kita berhasil menyelesaikan
kesalahpahaman ini. Jadi, kupikir ini berakhir dengan baik. Walau tak ada satu pun
di antara kita yang bisa membeli sepatu basket.”
Kise : “Maaf...”
Kasamatsu : “Karena kita sudah di sini, kenapa kita
tidak makan ramen bareng atau semacamnya?”
Kagami : “Oh! Aku setuju!”
Kise : “Hehehe. Ayo pergi,
Kurokocchi!”
Kuroko : “Aku ingin ikut, tapi...”
Yang
lainnya : “Hah?”
Kuroko : “Lihat. Gara-gara tabrakan tadi,
tendanya jadi...”
Kise : “Ah.”
Kagami : “Benar-benar rusak.”
—Suara
peluit khas satpam keamanan—
Kuroko : “Dan ada penjaga keamanan jalan ke
sini.”
Kise : “Aaaah...!”
Kagami : “Jangan bilang soal...”
Kasamatsu : “...membayar kerusakannya!?”
Kagami : “Jadi, aku masih belum lepas! Aku
bilang 'kan kalau aku tidak punya uang!”
Kise : “Oh nooo~!”
—Di sudut jalan luar department store—
Kagami : “Silahkan tisunya...”
Kasamatsu : “Kami dari Nanbu Department Store!
Silahkan tisunya! Hei, kenapa aku datang ke Shibuya hanya untuk bagi-bagi tisu
ini, Dungu!?"
Kagami : “Bukannya ini karena kau menendang
Kise?”
Kasamatsu : “Kenapa jadi salahku!?”
Kagami : “Lain kali perhatikan dimana kau
melakukannya! ...Sir.”
Kasamatsu : “Apaan itu? Dan lagi, anak itu ternyata
bisa juga.”
Kise : “Kami adakan diskon di
departemen pakaian wanita! Ini, silahkan tisunya!”
Pejalan
kaki wanita : “Aaah! Tolong ambilkan satu lagi!”
Kagami : “Bukannya itu sudah panggilannya
(pekerjaan Kise) yang sebenarnya?”
Kasamatsu : “Ya, benar.”
Kuroko : “Tisunya. Tisunya. Permisi,
silahkan tisunya. Silahkan tisunya. Apa yang harus kulakukan? Tak ada yang
menyadari (keberadaan)ku.”
Kagami : “Bagaimana bisa kau setidakberguna itu!?”
Kuroko : “Aku sudah berusaha.”
Kagami : “Kita tidak bisa pulang sebelum menyelesaikan
ini!”
Kuroko : “Aku bisa pulang dari tadi. Ini
tidak akan terjadi kalau Kagami-kun tidak salah paham.”
Kagami : “Jangan bilang soal itu! Jangan
ingatkan aku—!”
Kise : [tertawa] ”Kurokocchi!
Sepertinya aku yang akan menang kali ini.”
Kasamatsu : “Di saat begini, masih saja balas
dendam!”
Kise : “Silahkan tisunya! Terima
kasih! Oh, kau kembali lagi, Nona? Terima kasih~! Silahkan tisunya!”
~ END ~
Sumber Translator : ARIGATOU GOZAIMASU!!
http://grimmfeather.wordpress.com/
http://violinic.tumblr.com/
Note :
LOHAAAAAA!! >_<
Ini dia volume keduanya~
:3 Sebenarnya ini sudah lama selesai tapi baru ada waktu sekarang (pas UAS lagi) untuk mengedit dan mem-publish-nya di blog. Mungkin sudah ada yang menerjemahkannya ke bahasa Indonesia selain saya, tapi yaaa saya sekalian belajar mengasah kemampuan menerjemah saya yang lumayan pas-pasan ini. Ehehe, well, kalau ada yang ganjil plus aneh, tolong dimaklumi ya. ^^
Dari volume kedua season satu ini, pendapat saya sih, "Apa Kise-kun sebodoh itu? -_-"
Ya abis, jelas-jelas manekinnya itu Kagami masa dia bilang hanya imajinasinya... Gak bisa bedain mana manusia asli dan manekin apa, ya? -_- Tapi itu lucu, sih. Bikin emesh si Kasamatsunya juga, wk! Salut deh sama Kapten Kaijou yang milih bantu Kise-kun daripada ngambil kesempatan diskon limited edtion sepatu basket. :3
LOHAAAAAA!! >_<
Ini dia volume keduanya~
:3 Sebenarnya ini sudah lama selesai tapi baru ada waktu sekarang (pas UAS lagi) untuk mengedit dan mem-publish-nya di blog. Mungkin sudah ada yang menerjemahkannya ke bahasa Indonesia selain saya, tapi yaaa saya sekalian belajar mengasah kemampuan menerjemah saya yang lumayan pas-pasan ini. Ehehe, well, kalau ada yang ganjil plus aneh, tolong dimaklumi ya. ^^
Dari volume kedua season satu ini, pendapat saya sih, "Apa Kise-kun sebodoh itu? -_-"
Ya abis, jelas-jelas manekinnya itu Kagami masa dia bilang hanya imajinasinya... Gak bisa bedain mana manusia asli dan manekin apa, ya? -_- Tapi itu lucu, sih. Bikin emesh si Kasamatsunya juga, wk! Salut deh sama Kapten Kaijou yang milih bantu Kise-kun daripada ngambil kesempatan diskon limited edtion sepatu basket. :3
Komentar, kritik, saran, bisa dituang di kolom komentar, minna! :)
Sore ja!! Bye, bye!!
CHAU!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar