Sabtu, 16 April 2016

[Tugas] Sistem Ekonomi Indonesia

Tugas Soft Skill : Perekonomian Indonesia




BAB1
Sistem Ekonomi Indonesia
  1. Pengertian Sistem
  2. Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
  3. Kapitalisme dan Sosialisme
  4. Persaingan Terkendali
  5. Kadar Kapitalisme dan Sosialisme









1.       Pengertian Sistem
       Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
    Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Contoh umumnya adalah negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain, seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya, yaitu rakyat yang berada di negara tersebut.
       Menurut Zulkufli A.M., sistem adalah himpunan suatu benda nyata atau abstrak yang meliputi komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berhubungan, keterkaitan, ketergantungan dan saling memberikan dukungan yang secara menyeluruh bersatu dalam satu kesatuan untuk menggapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
      Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

2.       Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
         Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksudkan meliputi lembaga-lembaga ekonomi formal maupun informal, cara kerja, mekanisme hubungan, hukum atau peraturan perekonomian serta kaidah atau norma lain yang dipilih atau diterima oleh masyarakat.
      Dalam perangkat kelembagaan terdapat kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat yang diterapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan. Dan sebuah sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur dalam suatu suprasistem kehidupan masyarakat dan juga termasuk bagian dari kesatuan ideologi kehidupan bermayrakat di suatu negara. Pelaksanaan suatu sistem ekonomi tertentu di sebuah negara akan berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan masyarakatnya mendukung.
       Sedangkan, sistem politik adalah kumpulan pendapat dan lain-lain yang membentuk satu kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur hubungan antara individu satu sama lainnya atau dengan negara dan hubungan negara dengan negara.
      Menurut  Gabriel A. Almond, sistem politik memiliki beberapa ciri-ciri, seperti semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai kebudayaan politik; semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun tingkatanya berbeda-beda yang ditimbulkan karena perbedaan struktur; semua struktur politik baik pada masyarakat yang primitif maupun modern melaksanakan banyak fungsi; dan semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian kebudayaan. Sistem politik juga memiliki beberapa komponen, yaitu kultur, struktur, kelompok, kepemimpinan serta kebijakan.
      Benang merah hubungan antara sistem ekonomi dengan sistem politik adalah sebagai berikut:
a.    Liberalisme (liberal) dengan Komunisme (komunis), konteksnya adalah ideologi politik.
b.    Demokrasi (demokratis) dengan Otokrasi (otoriter), konteksnya adalah rezim pemerintahan (cara pemerintah).
c.    Egalitarianism (egaliter) dengan Etatisme (etatis), konteksnya adalah penyelenggaraan kenegaraan.
d.   Desentralisme (desentralistis) dengan Sentralisme (sentralistis), konteksnya adalah struktur birokrasi.
e.    Kapitalisme (kapitalis) dengan Sosialime (sosialis), konteksnya adalah ideologi ekonomi.
f.     Mekanisme Pasar dengan Perencanaan Terpusat, konteksnya adalah pengelolaan ekonomi.
     Sistem ekonomi suatu negara bersifat khas. Sehingga dapat dibedakan dari sistem yang berlaku atau diterapkan di negara lain. Berdasarkan beberapa sudut tinjauan, yakni :
a.    Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi.
b.    Keleluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya.
c.    Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
       Hubungan sistem ekonomi dan sistem politik dapat terlihat pada macam-macam sistem ekonomi yang ada di dunia, yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi kapitalis. Kedua sistem ekonomi ini berlandaskan pula pada politik. Sistem ekonomi liberal merupakan sistem ekonomi yang masyarakatnya diberikan kebebasan untuk mengadakan kegiatan ekonomi namun pemerintah masih bisa melakukan pengawasan dan membuat peraturan, sedangkan sistem ekonomi kapitalis merupakan sistem ekonomi yang pelaku ekonominya menentukan sendiri nasibnya sesuai kemampuan yang dimiliki. Ada pula sistem ekonomi demokratis seperti yang diterapkan oleh Indonesia serta berlandaskan UUD 1945 dan Pancasila. Nama kedua macam sistem ekonomi itu sama dengan macam-macam sistem politik yang mempunyai arti hampir sama.
Jadi, sistem ekonomi juga masih ada kaitannya dengan sistem politik walaupun tidak terlihat persamaannya secara jelas. Kaitan erat itu terlihat apabila kita meneliti sistem ekonomi secara detail.

3.       Kapitalisme dan Sosialisme
       Sistem kapitalisme maupun sosialisme terlihat berbeda pada peran campur tangan pemerintah. Namun terlihat sama pada “Kebebasan Melakukan Kegiatan Ekonomi”.
3.1.       Kapitalisme
        Kapitalisme muncul di Eropa pada abad ke-16. Kapitalisme muncul dari paham feodalisme di Eropa. Kapitalisme di Eropa muncul dari pemikiran kaum ilmiah yang pada awalnya berpikir untuk mensejahterakan kaum buruh. Sejarah kapitalisme melewati tiga fase, dari Kapitalisme Awal (1500-1750), Kapitalisme Klasik, dan Kapitalisme Lanjut.
     Kapitalisme atau kapital merupakan sistem ekonomi dimana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
         Kapitalisme adalah istilah yang dipakai untuk menamai sistem ekonomi yang mendominasi dunia Barat sejak runtuhnya feodalisme pada abad ke-16 (Dillard, 1987). Milton H. Spencer dalam bukunya, Contemporary Macro Economics (1977), mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah organisasi ekonomi yang dicirikan oleh kepemilikan individu atas alat-alat produksi dan distribusi serta pemanfaatan kepemilikan individu itu untuk memperoleh laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif (Winardi, 1990).
          Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi.
         Menurut Ayn Rand (1970), kapitalisme adalah “a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned”. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat).
           Adapun bentuk-bentuk kapitalisme adalah sebagai berikut.
a.    Kapitalisme perdagangan; di mana pengusaha mengangkut hasil produksi dari suatu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar.
b.    Kapitalisme industri; memisahkan antara modal, buruh, manusia dengan mesin.
c.    Sistem kartel; di mana perusahaan-perusahaan besar bersepakat dalam pembagian pasar internasional.
d.   Sistem trust; penggabungan antar perusahaan besar yang berkompetisi dengan tujuan mengontrol dan menguasai pasar.
         Berikut adalah ide-ide pokok yang dikembangkan oleh ideologi kapitalisme. 
a.    Pemilik modal lebih utama daripada kaum pekerja.
b.    Motivasi utama berproduksi adalah untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.
c.    Unsur material serta faktor-faktor produksi berada pada swasta.
d.   Perokonomian harus dijalankan secara liberal dan tidak mengenal proteksi.
e.    Untuk kemajuan ekonomi harus ada kompetisi dan mengikuti logika pasar.
            Selain itu, ciri-ciri pokok ideologi kapitalisme, yaitu: 
a.    Tidak dapat  tumbuh dan berkembang tanpa riba dan monopoli.
b.    Penimbunan kekayaan di tangan pemilik modal dan penyusutan secara relatif pemilikan oleh kaum  pekerja.
c.    Menimbulkan kolonialisme dengan apapun bentuknya.
d.   Keuntungan berlipat ganda dan tidak efisien sehingga melahirkan kesenjangan sosial sosial.
e.    Materialisme, atheisme, dan sekularisme yang menolak agama.
f.     Sangat menekankan hak milik pribadi dan menolak prinsip “sama rata sama rasa”.
      Awalnya mungkin kapitalisme banyak dilihat sebagai cara pengaturan ekonomi dengan melibatkan ekspansi secara berangsur-angsur ke luar wilayah dalam jaringan pertukaran barang. Namun, kapitalisme sebenarnya memiliki cakupan yang lebih dari itu dikarenakan ekspansi kapitalisme tidak hanya dianggap sebagai taktik pasar, melainkan juga kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cakupan tidak hanya pada aktifitas ekonomi saja, namun juga di bidang sosial dan politik.
      Keterkaitan Kapitalisme dengan Liberalisme terlihat dalam perkembangannya yang sejalan. Perbedaannya, Kapitalisme berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan.

3.2.       Sosialisme
          Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Awal sosialisme muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seharusnya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
      Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
       Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
        Menurut penganut Marxisme, terutama Friedrich Engels, model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah manusia dari sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial. Pada masa pencerahan abad ke-18, para pemikir dan penulis revolusioner seperti Marquis de Condorcet, Voltaire, Rousseau, Diderot, Abbé de Mably, dan Morelly, mengekspresikan ketidakpuasan mereka atas berbagai lapisan masyarakat di Perancis.
         Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana. Berpijak pada konsep Karl Marx tentang penghapusan kepimilikan hak pribadi, prinsip ekonomi sosialisme menekankan agar status kepemilikan swasta dihapuskan dalam beberapa komoditas penting dan menjadi kebutuhan masyarakat banyak, seperti air, listrik, bahan pangan, dan sebagainya.
        Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi. Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Di negara-negara Asia – Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaran sosialisme.
          Ciri-ciri sistem ekonomi sosialisme, yaitu:
a.    Lebih mengutamakan kebersamaan.
b.    Peran pemerintah sangat kuat.
c.    Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi.

4.       Persaingan Terkendali
        Dalam setiap kegiatan ekonomi pasti ada perusahaan-perusahaan yang saling berebut mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Setiap perusahaan akan melakukan persaingan baik secara sehat maupun ada yang tidak sehat. Dalam hal seperti ini peranpemerintah terutama lembaga keuangan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan persaingan antar perusahaan. Karena terkadang timbul pikiran yang tidak baik demi mencapai laba maksimum.
         Usaha-usaha dalam melakukan pengendalian, yakni:
a.    Memberikan sosialisasi dari pemerintah tentang mendapatkan keuntungan dengan cara sehat.
b.    Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan.
c.    Menghindari hal-hal yang curang dan berdampak tidak baik bagi keuangan perusahaan.
         Tidak hanya pemerintah saja yang melakukan pengendalian, namun dari perusahaan itu sendiri juga melakukan pengawasan dan pengendalian kepada para karyawannya melalui peran manager. Contohnya Indonesia yang sistem ekonominya dilakukan pengendalian terhadap persaingan yang ketat dalam mendapatkan kepercayaan pelanggan dan mencapai laba maksimum. Apalagi di saat ekonomi Indonesia sedang tidak stabil perlu dilakukan pengedalian.
      Sistem ekonomi Indonesia atau sistem persaingan terkendali memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.    Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indonesia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 1945.
b.    Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan. Tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
c.    Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
d.   Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.

5.       Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
        Kedua macam sistem ekonomi, yaitu kapitalisme dan sosialisme memang memiliki kesamaan meskipun ada pula perbedaannya. Kapitalisme dan sosialisme memiliki unsur yang terkandung dalam pengorganisasian ekonomi Indonesia. Untuk mengukur kadar keterlibatan pemerintah dalam kedua macam sistem ini dapat digunakan dua pendekatan, yaitu:
a.    Pendekatan faktual struktural; menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
         Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui variable G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah dengan untuk mencari besarnya Y (pendapatan nasional). Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sector usaha.
b.    Pendekatan sejarah; menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu. Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme. Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959. Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden Pertama menghasilkan keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1965.

~ Sekian ~

Sumber :


Catatan Author :
Terima kasih banyak atas semua sumber yang telah memberikan berbagai macam informasi, sehingga saya bisa membuat artikel ini. Sekali lagi, terima kasih banyak. :”D

Tidak ada komentar: